Bagikan:

JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 15.268 jiwa atau 4.914 KK (kepala keluarga) di lima kecamatan Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah, terdampak banjir.

Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyebut lima kecamatan terdampak ialah Kecamatan Dusun Selatan, Kecamatan Dusun Hilir, Kecamatan Dusun Utara, Kecamatan Karau Kuala dan Kecamatan Jenama.

"Banjir juga merendam beberapa bangunan, yaitu 2.988 unit rumah warga, 18 sarana pendidikan, 2 unit fasilitas kesehatan, 27 unit rumah ibadah dan 42 ruas jalan terendam dengan ketinggian muka air bervariasi antara 30 hingga 200 centimeter," ujar Abdul dikutip ANTARA, Kamis 6 April.

Banjir masih menggenangi lima kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah hingga Rabu kemarin. Banjir terjadi pascahujan dengan intensitas sedang hingga lebat pada Jumat pekan yang lalu, menyebabkan meluapnya Sungai Barito hingga pemukiman warga.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Barito Selatan sejak awal terjadi banjir langsung menuju lokasi terdampak untuk melakukan kaji cepat situasi, antara lain pendataan, pemantauan debit air dan mendirikan posko dapur umum di dua lokasi berbeda guna mempermudah pemenuhan kebutuhan permakanan bagi para warga.

"Selain itu, bersama dinas terkait juga melakukan langkah-langkah penanganan lebih lanjut. Hingga kini personel BPBD masih berada di lokasi untuk melakukan penanganan," ujar Abdul.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan prakiraan cuaca untuk wilayah Kalimantan Tengah pada Kamis dan Jumat berpotensi hujan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang.

"Sementara itu berdasarkan analisa InaRisk BNPB, wilayah Kabupaten Barito Selatan memiliki tingkat risiko bencana banjir pada level sedang hingga tinggi.

"Menyikapi hal tersebut, BNPB mengimbau kepada seluruh pihak di daerah untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan menghadapi bencana banjir," ujar Abdul.

Abdul mengimbau bagi pemerintah daerah dapat melakukan normalisasi sungai jika memungkinkan untuk penanganan jangka menengah, memantau debit air, memperkuat struktur tanggul dan memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya yang tinggal di daerah rawan banjir.

Selain itu bagi masyarakat agar mempersiapkan diri dengan pengetahuan penanganan banjir, membuat jalur evakuasi dan memperhatikan perkembangan cuaca di wilayahnya.