PALANGKA RAYA - Tingginya ancaman banjir di beberapa wilayah karena intensitas hujan yang tinggi membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah (Kalteng), meningkatkan kewaspadaan.
"Kami juga meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir, seiring intensitas dan curah hujan yang terus meningkat," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kobar Martogi Siallagan di Pangkalan Bun, dlansir dari ANTARA, Sabtu, 4 Mei.
BPBD Kabupaten Kotawatingin Barat melalui Tim Reaksi Cepat (TRC) terus melakukan pemantauan pada lokasi-lokasi yang rawan banjir. Selan itu juga memberikan informasi dan edukasi berkala terkait potensi, upaya antisipasi dan penanganan banjir.
“Kita terus monitoring semua khususnya Kecamatan Arut Selatan. Tim TRC BPBD telah standby satu unit perahu VE untuk antisipasi apabila sewaktu-waktu debit air naik,” katanya.
Apalagi, BPBD Kobar juga mencatat sebanyak 584 kepala keluarga (KK), atau setara 2.589 jiwa yang terdampak banjir.
Ini terjadi karena curah hujan yang mengguyur kota Pangkalan Bun beberapa hari ini masih cukup tinggi, sehingga debit Sungai Arut mulai naik dan mulai menggenangi halaman rumah warga.
BACA JUGA:
Martogi mengatakan, hasil pendataan BPBD, daerah yang terdampak banjir saat ini ada dua kecamatan yaitu Kecamatan Arut Selatan dan Arut Utara.
Banjir di Kecamatan Arut Selatan meliputi Desa Kumpai Batu Bawah dan Desa Tanjung Terantang, Kelurahan Raja Seberang, Tatas.
Untuk Kecamatan Arut Utara, banjir terjadi di Kelurahan Pangkut, Desa Nanga Mua, Desa Sukarmi, Desa Gandis dan Desa Kerabu.
"Air mulai naik dan perlu diwaspadai, ketinggian banjir bervariasi 40-60 cm, dan untuk di daerah Kecamatan Arut Utara ketinggian banjir rata-rata di atas setengah meter," ucapnya.
Martogi mengimbau kepada masyarakat untuk selalu berhati-hati. Dia meminta masyarakat yang tinggal di bantaran sungai atau yang terdampak banjir untuk mengungsi ke tempat yang aman guna mengantisipasi hal yang tidak diinginkan.
“Kita mengimbau untuk masyarakat khususnya yang tinggal di bantaran. Apabila debit air semakin meningkat, segera mencari tempat yang lebih tinggi atau yang lebih aman untuk menghindari jangan sampai ada korban jiwa,” pungkasnya.