Bagikan:

DENPASAR - Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar, Bali, mencatat ada tiga paus dan dua Lumba-lumba mati di wilayah perairan Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Jawa Timur.

Kepala Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar Permana Yudiarso mengatakan, selama tanggal 27 Maret sampai 1 April, tercatat 3 paus dan 2 lumba mati di perairan ketiga wilayah tersebut.

"Dalam beberapa hari ini, ada beberapa paus ditemukan mati di sejumlah tempat. Itu, satu Minggu saja (yang mati) dari tanggal 27 Maret sampai 1 April 2023," kata dia, Senin, 3 April.

Secara keseluruhan wilayah kerja BPSPL Denpasar, yang mencakup perairan Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Jawa Timur. 

Sementara, dari data BPSPL Denpasar, seekor Paus Sperma yang mati terdampar di Pantai Oebubun, Kecamatan Biboku Moenleu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) NTT.

Kemudian, satu paus yang belum diketahui jenisnya mati di perairan Kepulauan Kangean, Kabupaten Madura Sumenep, Jawa Timur.

Enam Lumba-lumba terdampar di Perairan Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur, NTT dan empat berhasil hidup dan sudah dilepasliarkan dan dua Lumba-lumba mati. Kemudian terakhir, satu paus diduga Paus Bryde mati  terdampar di Pesisir Pantai Batu Lumbang, Kecamatan Selemadeg, Kabupaten  Tabanan, Bali.

Matinya paus dan Lumba-lumba itu penyebabnya beragam ada karena faktor perubahan cuaca dan juga karena sakit.

"Dugaannya beragam, mati karena luka atau sakit, bisa badai matahari, perubahan cuaca atau badai siklon tropis Herman di selatan Samudera Indonesia dan termasuk dugaan karena gempa di Samudera Indonesia," ujarnya.