LPSK Buka Pengajuan untuk Korban Tewas Kecelakaan Ditabrak Anak Petinggi Polri
Kantor Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) (ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA  - Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) siap membukakan pintu untuk keluarga korban, Syamil yang tewas diduga ditabrak mobil anak petinggi Polri di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu, 12 Maret.

Wakil Ketua LPSK Susilaningtyas mengatakan pihaknya menerima setiap orang yang merasa dirinya saksi atau korban untuk mengajukan perlindungan. Karena baginya, setiap orang berhak mendapatkan perlindungan dalam setiap perkara.

“Pada prinsipnya, setiap orang yang merasa dirinya menjadi saksi atau korban berhak mengajukan permohonan perlindungan ke LPSK,” kata Susilaningtyas saat dikonfirmasi, Minggu, 2 April.

Kendati demikian, pihaknya akan tetap mempelajari terlebih dahulu, saat menerima laporan pengajuan perlindungan suatu perkara yang akan diajukan saksi atau korban.

“Namun tetap kami akan lakukan proses penelaahan atas permohonan tersebut,” ucapnya.

Sebelumnya, N selaku kaka korban, Syamil mengatakan bahwa dirinya akan melaporkan insiden kecelakaan yang menimpa anaknya hingga meninggal dunia ke Propam Mabes Polri hingga LPSK. Alasannya, karena dalam keterangan kecelakaan yang diterima keluarga ada kejanggalan.

“Iya senin (3 April) lapor Propam Mabes Polri, Kompolnas dan LPSK,” kata N dalam pesan singkat.

N merinci keterangan anggota Polres Metro Jakarta Selatan yang akan dilaporkannya membuat laporan tidak sesuai fakta di lapangan seperti korban mengalami luka-luka hingga status Syamil disebut mahasiswa.

“Laporan itu (dijelaskan) bahwa Syamil hanya luka-luka dirawat RSUD. Syamil sebagai mahasiswa. Sedangkan Syamil masih seorang pelajar, Syamil sudah meninggal dunia di tempat, itu sudah nggak jelas banget,” ucapnya.

“Maksudnya buat laporan saat itu nggak sesuai. Sedangkan yang dilihat langsung dengan orang yang meninggal di tempat dengan yang luka-luka jauh banget,” sambungnya.

Kronologis

N menjelaskan kejadian itu bermula saat adiknya Syamsil bersama temannya, Bayu, berboncengan menaiki sepeda motor dari arah Cilandak menuju rumahnya di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Tiba-tiba datang pengendara mobil Mercedes Benz (Mercy) dari arah Mampang menabrak motor yang ditunggangi Syamsil dan Bayu di Jalan Masjid Almakmur No 99, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Minggu, 12 Maret.

“Pengemudi Mercy berusaha kabur namun dikejar oleh ojol (ojek online) dan warga. Akhirnya dapet,” kata N saat dikonfirmasi, Jumat, 31 Maret.

“(Sementara) adikku (Syamil) meninggal di tempat. Kalau yang 1 seperti nya dalam keadaan kritis,” sambungnya.

Lebih lanjut, Syamil dan Bayu, serta pelaku ikut dibawa ke RSUD Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Namun, setibanya disana, pengemudi Mercy inisial MMI diduga anak petinggi Polri itu justru menghilang.

“Sampai di RSUD itu sudah didatangi om nya kah siapa lah, kami kan tidak memikirkan mereka. Kami kan pikir adikku dulu, kita nangis histeris, kami engga tau dia kemana-kemana,” ucapnya.

Lebih lanjut, N mengaku menerima surat dari kepolisian terkait data pelaku.

Kemudian disebutkan bila terduga pelaku yang mengemudikan mobi Mercy tinggal di Kompleks Polri.

“Kami menyangka beliau anak polisi, karena alamatnya di Kompleks Polri. Kami dapatkan informasi bahwa pelaku diduga anak petinggi Polri,” ucapnya.