KSAL Muhammad Ali Sematkan Bravet Kehormatan Kopaska ke-4 Perwira Tinggi TNI AL
KSAL Laksamana Muhammad Ali (kiri) menyematkan brevet Kopaska kepada Deputi Bidang Pengkajian dan Penginderaan Setjen Wantanas Laksamana Muda TNI T.S.N.B Hutabarat/ANTARA

Bagikan:

JAKARTA - Empat perwira tinggi TNI Angkatan Laut (AL) menerima Brevet Kehormatan Manusia Katak dari pasukan elit Komando Pasukan Katak (Kopaska).

Penyematan brevet dilakukan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali di Dermaga Pondok Dayung Koarmada I, Tanjung Priok, Jakarta, Jumat, 31 Maret. 

Empat perwira penerima brevet yakni Asops Kasal Laksamana Muda Denih Hendrata, Deputi Bidang Pengkajian dan Penginderaan Setjen Wantanas Laksamana Muda T.S.N.B Hutabarat, Pangkoarmada I Laksamana Muda Erwin S. Aldedarma dan Pangkoarmada III Laksamana Muda Agus Hariadi.

"Penyematan brevet kehormatan merupakan bentuk penghargaan tertinggi dari Kopaska TNI AL terhadap mereka, yang dinilai telah memberikan dharma bhakti dan sumbangsih berupa pikiran, tenaga, dukungan, rasa simpatik dan moril untuk perkembangan dan kemajuan Kopaska TNI AL di masa lalu, saat ini dan masa yang akan datang," jelas KSAL  Muhammad Ali dikutip dari Antara. 

Penyematan brevet juga dirangkaikan dengan sejumlah aksi pasukan Kopaska yakni small boat operation, penembakan dan demolisi, menembak pistol dan pengambilan nama sandi, diakhiri dengan upacara penyematan Brevet Kehormatan Manusia Katak.

Kopaska TNI AL didirikan oleh Presiden Soekarno dan ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri/Kepala Staf Angkatan Laut Nomor Kep.M/KSAL. 5401.13 pada 31 Maret 1962.

Semboyan Kopaska adalah "Tan Hana Wighna Tan Sirna" yang artinya "Tidak ada rintangan yang tidak dapat diatasi".

Pada saat terbentuknya Pasukan Katak pada 31 Maret 1962, saat itu hanya dibekali dengan peralatan minim teknologi, dengan jumlah personel terbatas, namun tugas yang harus diemban amat berat dan memiliki nilai strategis.

Pada saat merebut kembali Irian Barat dari Belanda pada1961, indonesia menugaskan Komando Tertinggi (Koti), membentuk operasi Mandala (Trikora). Tugasnya merebut kembali Irian Barat dari Belanda. Selanjutnya, Armada RI menyiapkan pasukan berani mati, dengan tugas pokok menghancurkan pangkalan Angkatan Laut Belanda di Biak, dan menenggelamkan kapal Karl Dorman.

Kolonel Laut OP Koesno dikukuhkan sebagai Komandan Kopaska TNI AL pertama. Mayor Laut Oerip Santoso dan Sertu PDD Emil Yoseph sebagai pelatih.