Intelijen Rusia Tahan Wartawan Surat Kabar AS Terkait Dugaan Aktivitas Mata-Mata Pengumpulan Rahasia Negara
Ilustrasi Alpha Group FSB Rusia. (Wikimedia Commons/SpetsnazAlpha)

Bagikan:

JAKARTA - Dinas keamanan Rusia (FSB) mengumumkan pada Hari Kamis, telah menahan seorang reporter untuk surat kabar Amerika Serikat, The Wall Street Journal, karena dicurigai menjadi mata-mata bagi Washington.

The Wall Street Journal mengatakan, penahanan reporter Evan Gershkovich yang berkebangsaan AS didasarkan pada tuduhan palsu.

Tindakan ini dinilai akan memperburuk hubungan yang sudah buruk antara Rusia dan Amerika Serikat, yang merupakan pendukung militer terbesar Ukraina dan telah menjatuhkan sanksi terhadap Moskow.

FSB mengatakan dalam sebuah pernyataan, mereka telah membuka kasus kriminal terhadap Gershkovich atas dugaan spionase, menuduhnya mengumpulkan informasi yang diklasifikasikan sebagai rahasia negara tentang sebuah pabrik militer, melansir Reuters 30 Maret.

FSB tidak menyebutkan nama pabrik tersebut atau mengatakan di mana lokasinya, tetapi mengatakan bahwa mereka telah menahan jurnalis berusia 31 tahun itu di kota Ural, Yekaterinburg, ketika ia mencoba mendapatkan informasi rahasia. Mereka tidak memberikan bukti dokumenter atau video tentang kesalahannya.

"Telah ditetapkan bahwa E. Gershkovich, yang bertindak atas penugasan dari pihak Amerika, mengumpulkan informasi yang diklasifikasikan sebagai rahasia negara tentang aktivitas salah satu perusahaan di kompleks industri militer Rusia," kata FSB.

The Wall Street Journal mengatakan dalam sebuah pernyataan, mereka "sangat prihatin" atas keselamatan Gershkovich, "dengan keras membantah tuduhan dari FSB dan mengupayakan pembebasan reporter kami yang tepercaya dan berdedikasi".

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan, kegiatan Gershkovich di Yekaterinburg "tidak terkait dengan jurnalisme" dan ini bukan pertama kalinya peran jurnalisme asing digunakan sebagai kedok untuk kegiatan lain.

Terpisah, Kremlin mengatakan mereka mengetahui Gershkovich telah tertangkap basah. Sementara, wartawan lain yang bekerja untuk publikasi AS di Rusia dapat tetap bekerja, asalkan mereka memiliki kredensial yang tepat dan melakukan apa yang disebut "aktivitas jurnalistik normal," kata Kremlin.

Kedutaan Besar AS di Moskow tidak memberikan komentar segera. Seorang sumber diplomatik AS mengatakan kedutaan belum diberitahu tentang insiden tersebut, tengah mencari informasi dari pihak berwenang Rusia mengenai kasus ini.

Diketahui, Rusia telah memperketat undang-undang penyensoran sejak mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari tahun lalu dalam apa yang disebutnya sebagai "operasi militer khusus", dan menjatuhkan hukuman penjara bagi mereka yang dianggap "mendiskreditkan" militer.

Definisi tentang apa yang merupakan rahasia negara, khususnya di bidang militer, juga telah diperluas.

"Masalahnya adalah, undang-undang Rusia yang baru saja diperbarui dan interpretasi FSB tentang spionase saat ini, memungkinkan pemenjaraan siapa pun yang hanya tertarik pada urusan militer," kata Tatiana Stanovaya, seorang pengamat Kremlin dan pendiri firma analisis politik, R.Politik.

"Yaitu, (siapa pun yang) menulis tentang perang melawan Ukraina, perusahaan militer swasta, keadaan tentara, perlengkapan pasukan dengan amunisi, taktik dan strategi militer," urainya.

Wartawan asing lain yang meliput di Rusia menyatakan dukungannya kepada Gershkovich secara online, dengan mengatakan ia adalah seorang wartawan profesional, bukan mata-mata. Sedangkan Human Rights Watch yang berbasis di New York menyerukan pembebasannya.

Terpisah, surat kabar Kommersant Rusia melaporkan Gershkovich akan dibawa ke Moskow dan ditahan di penjara Lefortovo, sebuah fasilitas penahanan pra-sidang FSB.

Diketahui, Gershkovich, yang telah meliput Rusia sejak 2017, sebelumnya bekerja di surat kabar The Moscow Times dan kantor berita Agence-France Presse sebelum bergabung dengan biro Wall Street Journal di Moskow pada Januari tahun lalu.

Dalam beberapa bulan terakhir, ia terutama meliput politik Rusia dan konflik di Ukraina. Telepon genggamnya tidak dapat dihubungi pada Kamis dan, menurut layanan pesan Telegram, ia terakhir kali online pada Rabu pukul 13.28 waktu Moskow.