JAKARTA - Kementerian Kesehatan Chili pada Hari Rabu melaporkan telah mendeteksi kasus pertama flu burung pada manusia, sepekan setelah laporan adanya wabah di salah satu peternakan di negara itu.
Kasus ini terdeteksi pada seorang pria berusia 53 tahun yang menunjukkan gejala-gejala influenza yang parah, menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kementerian tersebut, meski kondisinya tetap stabil, melansir Reuters 30 Maret.
Lebih jauh pihak kementerian mengatakan, pemerintah sedang menyelidiki sumber penularan dan juga orang lain yang melakukan kontak dengan pasien tersebut.
Otoritas kesehatan Chili mencatat, virus ini dapat ditularkan dari burung atau mamalia laut ke manusia, tetapi tidak ada penularan dari manusia ke manusia.
Sebelumnya, Chili telah melaporkan kasus flu burung H5N1 sejak akhir tahun lalu pada hewan liar. Kasus-kasus yang terjadi baru-baru ini di industri peternakan, menyebabkan pemerintah menghentikan ekspor unggas.
"Temuan ini diperoleh setelah adanya keluhan yang disampaikan kepada Maule SAG (badan pertanian dan peternakan), mengenai peningkatan kematian sekitar 70 unggas di peternakan tersebut dan 60 unggas lainnya, yang menunjukkan gejala-gejala terkena virus tersebut," demikian pernyataan dari Kementerian Pertanian Chili, seperti mengutip Wionews.
Kasus-kasus di peternakan juga terdeteksi di Argentina, namun Brasil, pengekspor unggas terbesar di dunia, masih bebas dari penularan.
BACA JUGA:
Diketahui, sedikitnya 14 negara Amerika Latin telah melaporkan adanya wabah virus Highly Pathogenic Avian Influenza.
Awal tahun ini, Ekuador mengonfirmasi kasus penularan flu burung pada manusia yang pertama kali terjadi pada seorang anak perempuan berusia 9 tahun.
Sementara itu, pejabat kesehatan global mengatakan bahwa risiko penularan antar manusia rendah, namun para pembuat vaksin telah menyiapkan suntikan flu burung untuk manusia "untuk berjaga-jaga."