JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Joe Biden meminta Kongres untuk mengesahkan larangan senjata serbu, setelah enam orang tewas dalam penembakan di sebuah sekolah di Nashville, Tennessee pada Hari Senin, kata Gedung Putih.
"Kita harus berbuat lebih banyak untuk menghentikan kekerasan dengan senjata api. Hal ini mencabik-cabik komunitas kita," ujar Presiden Biden di Gedung Putih, melansir Reuters 28 Maret.
"Saya kembali meminta Kongres untuk mengesahkan larangan senjata serbu," lanjut Presiden Biden.
Presiden Biden yang merupakan politisi Demokrat, telah berulang kali menyerukan larangan senjata serbu dan aturan yang lebih ketat tentang penjualan senjata, langkah-langkah yang harus melewati Kongres.
"Ini (penembakan) menyakitkan," tukas Presiden Biden.
Namun, dengan Dewan Perwakilan Rakyat dikendalikan oleh Partai Republik, undang-undang keamanan senjata api baru sepertinya tidak akan disahkan tahun ini, kata para anggota parlemen.
"Berapa banyak lagi anak-anak yang harus dibunuh, sebelum anggota Kongres dari Partai Republik akan melangkah dan bertindak untuk meloloskan larangan senjata serbu, menutup celah dalam sistem pemeriksaan latar belakang, atau mewajibkan penyimpanan senjata yang aman?" juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan kepada wartawan sebelum Presiden Biden berbicara.
Diketahui, pelaku penembakan di Nashville, yang ditembak mati oleh polisi, memiliki setidaknya dua senapan semi-otomatis dan pistol, kata polisi pada awalnya. Polisi kemudian mengatakan bahwa penembak memiliki satu senapan semi-otomatis dan dua pistol.
Di tingkat negara bagian, Tennessee pada tahun 2021 menghapuskan persyaratan izin untuk membawa pistol tersembunyi dan sekarang mengizinkan siapa pun yang berusia 21 tahun ke atas untuk membawa senjata api, baik secara terbuka maupun tersembunyi, tanpa izin, selama mereka diizinkan secara hukum untuk membeli senjata tersebut.
BACA JUGA:
Tetapi, memiliki pistol dilarang di Tennessee bagi siapa saja yang telah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan yang melibatkan kekerasan atau narkoba.
Sejauh ini telah terjadi 89 penembakan di sekolah - yang didefinisikan sebagai insiden di mana senjata api dilepaskan di properti sekolah - Amerika Serikat sepanjang tahun 2023, menurut K-12 School Shooting Database, sebuah situs web yang didirikan oleh peneliti David Riedman.
Sedangkan tahun lalu terjadi 303 insiden penembakan sejenis, tertinggi dari tahun-tahun sebelumnya dalam database tersebut, yang dimulai sejak tahun 1970.