Faisal Basri: Ubah Struktur UMKM dari Piramida Menjadi Ketupat agar Ekonomi Cepat Pulih
Ekonom senior Indef, Faisal Basri. (Foto: Dok. KKP)

Bagikan:

JAKARTA - Ekonom senior dari Universitas Indonesia dan Indef, Faisal Basri mengatakan, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan masa depan Indonesia. Sektor usaha ini bahkan menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Di tengah krisis akibat pandemi COVID-19, pemerintah harus membantu UMKM bertransformasi.

Transformasi yang dimaksud Faisal adalah membantu UMKM naik level dari mikro menjadi kecil dan menengah. Karena, kata dia, membantu UMKM bertahan di situasi sulit ini juga tak cukup hanya dari sisi permodalan.

"Upaya kita (membantu UMKM), sekali lagi semata-mata tidak hanya modal, (tetapi) untuk mentransformasikan dari struktur usaha yang berbentuk piramida menjadi berbentuk ketupat," tuturnya, dalam diskusi virtual, Rabu, 13 Januari.

Adapun yang dimaksud struktur usaha piramida adalah jenis usaha mikro yang mendominasi di bawah, sedangkan di bagian puncak diisi sedikit oleh jenis usaha yang besar. Sebaliknya, struktur usaha berbentuk ketupat yaitu jenis usaha yang mendominasi adalah kecil dan menengah.

Faisal mengatakan, dari total 64 juta UMKM di Indonesia, didominasi oleh mikro hampir 99 persen. Kemudian, usaha kecilnya hanya 1,22 persen, menengahnya 0,09 persen dan besar 0,01 persen.

"Jadi struktur UMKM kita itu seperti piramida. Di kita kan kebanyakan mikronya, mikronya kita upgrade supaya menjadi small dan medium, jangan di mikro saja. Yang besar tidak apa sedikit, yang tebal lapisannya itu yang kecil dan menengah. Ini yang menjadi ujung tombak pemulihan ekonomi kita ke depan," ucapnya.

Seperti diketahui, UMKM merupakan salah satu sektor usaha yang terdampak sangat signifikan dari mewabahnya COVID-19. Hanya UMKM yang sudah bertransformasi ke pasar digital atau online yang mampu bertahan.

Untuk menyelamatkan UMKM dari tekanan pandemi, pemerintah mengeluarkan program gerakan Bangga Buatan Indonesia (BBI). Tujuannya untuk mengajak masyarakat Indonesia membeli produk buatan dalam negeri.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar, hampir 300 juta jiwa menjadi satu peluang besar yang bisa dioptimalkan.

"Jika kita semua membeli kebutuhan sehari-hari menggunakan produk Indonesia, itu bisa membuat UMKM kita bertahan di tengah pandemi," katanya, dalam acara peluncuran Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia, di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Provinsi Bali, Senin, 11 Januari.

Di samping itu, kata Teten, pemerintah juga ingin semakin banyak produk UMKM yang terhubung dengan ekosistem digital. Salah satu strategi gerakan ini adalah menghubungkan para pelaku UKM dengan berbagai penyedia platform online marketplace.