Bagikan:

JAKARTA - Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Ngabila Salama menyebut saat ini perkembangan kasus COVID-19 di Ibu Kota sangat terkendali.

Untuk menjaga pengendalian pandemi menuju status endemi kelak, Ngabila menyarankan masyarkat untuk ikut menghindari kegiatan buka puasa bersama agar kasus COVID-19 tidak meningkat kembali jelang Lebaran.

"Situasi COVID-19 di Jakarta sangat terkendali. Hindari bukber untuk mencegah kasus memuncak pada 2 sampai 4 minggu ke depan saat Hari Raya Idulfitri. Jika kasus naik, maka kematian berpotensi naik," kata Ngabila, Minggu, 26 Maret.

Ngabila memaparkan, terjadi sedikit kenaikan kasus positif selama sepekan terakhir meskipun angkanya terkendali.

Angka keterisian perawatan atau bed occupancy rate (BOR) rumah sakit untuk kasus COVID-19 masih di angka 7 persen. Masih ada juga 4 kematian kasus COVID-19 dalam satu minggu, namun terjadi pada kelompok lansia.

"Kematian kasus COVID-19 sepekan terakhir semuanya berusia di atas 60 tahun, satu orang di antaranya belum vaksin sama sekali, serta semua memiliki komorbid berat tertuama hipertensi dan diabetes mellitus," kata Ngabila.

Dalam mencegah kematian pada pasien corona, Ngabila menekankan agar masyarakat melakukan vaksinasi hingga dosis keempat pada usia 18 tahun ke atas selagi ada dan gratis.

"Lokasi vaksinasi dapat dilihat di Instagram dinkesdki atau puskesmas dan RSUD terdekat dari lokasi warga berada. Berlaku untuk KTP seluruh Indonesia," jelas dia.

"Apapun variannya, cegah sakit dengan disiplin bermasker dan hindari orang yang sedang sakit. Masker dapat melindungi dari berbagai penyakit menular seperti batuk pilek yang disebabkan oleh virus atau bakteri, mulai dari campak, rubella, TBC, difteri, dan lain-lain," imbuhnya.