Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah Amerika Serikat memulai penyelidikan kriminal terhadap lebih dari 170 orang yang diduga terlibat dalam penyerbuan ke Capitol Hill, Rabu 6 Januari lalu. Beberapa di antaranya akan dihadapkan dengan tuntutan penyerangan dan konspirasi penghasutan untuk melakukan kekerasan.

Melansir Reuters Rabu 13 Januari, Penjabat Jaksa Penuntut Amerika Serikat mengatakan, pihaknya akan melakukan penuntutan terhadap ratusan orang, setelah FBI memeriksa lebih dari 100 ribu foto dan video saat kerusuhan.  

"Ruang lingkup dan skala penyelidikan kasus seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya. Tidak hanya dalam sejarah FBI, tapi mungkin juga dalam sejarah Departemen Kehakiman," katanya.

Lanjutnya, hingga saat ini sudah ada 70 kasus kriminal yang diajukan dari kerusuhan di Capitol Hill. Ke depan, ada ratusan kasus yang akan ditingkatkan dari penyelidikan untuk diproses lebih lanjut.  

Beberapa di antaranya adalah orang-orang yang fotonya menjadi viral di media sosial lantaran aksi mereka di Capitol Hill. Salah satunya adalah seorang pria yang fotonya viral saat duduk di meja staf Ketua DPR AS Nancy Pelosi. 

"Kami telah melihat kasus kejahatan yang signifikan terkait dengan hasutan dan konspirasi. Tindakan kriminal ini benar-benar belum penah ada dari yang kami alami sebelumnya," tandas Sherwin.

Diketahui, aparat penegak hukum federal telah melakukan sejumlah penangkapan terhadap mereka yang diduga terkait dengan kerusuhan di Capitol Hill. Salah satunya adalah penangkapan terhadap Aaron Mostofsky.

Pria yang diidentifikasi beberapa pemberitaan sebagai putra Hakim Mahkamah Agung New York Shlomo Mostofsky tersebut, ditangkap setelah fotonya berada di Capitol Hill dengan menggunakan kostum bulu muncul di New York Post. 

Dia didakwa dengan pencurian properti pemerintah, masuk secara tidak sah, secara sengaja menghalangi kegiatan pemerintah dan perilaku tidak tertib. Dia dibebaskan dengan jaminan 100 ribu dollar AS setelah sidang pengadilan di Brooklyn pada Hari Selasa waktu setempat. Pengacaranya, Jeffrey Schwartz mengatakan kliennya bukan bagian dari massa yang melakukan kerusuhan.