Presiden Putin akan 'Klarifikasi' Posisi Rusia di Ukraina saat Menerima Kunjungan Xi Jinping
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov. (Wikimedia Commons/Kremlin.ru/Пресс-служба Президента России)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Vladimir Putin akan memberikan "klarifikasi" rinci mengenai sudut pandang Rusia terhadap konflik Ukraina, selama kunjungan kenegaraan Presiden Xi Jinping ke Rusia yang dimulai pada Hari Senin, kata Kremlin.

Dalam sebuah panggilan telepon dengan para wartawan, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, kedua pemimpin tersebut akan mendiskusikan tema-tema dalam rencana perdamaian untuk Ukraina yang diusulkan oleh Beijing bulan lalu.

"Dengan satu atau lain cara, topik-topik yang ada di dalam rencana ini pasti akan disinggung dalam pertukaran pandangan mengenai Ukraina antara Presiden Putin dan Presiden Xi," kata Peskov, melansir Reuters 20 Maret.

"Namun di sini, tentu saja, klarifikasi yang lengkap akan diberikan oleh Presiden Putin, sehingga Presiden Xi bisa mendapatkan pandangan langsung tentang momen saat ini dari sisi Rusia," tandasnya.

Makalah 12 poin dari China, yang menyerukan dialog antara kedua belah pihak, tidak berisi peta jalan untuk mengakhiri perang, yang sekarang memasuki bulan ke-13. Ukraina menyambutnya dengan hati-hati, namun Amerika Serikat meremehkannya, mengingat penolakan China untuk mengutuk invasi Rusia.

Pemimpin China Xi Jinping tiba di Moskow sekitar pukul 13.00 waktu setempat. Ia menggelar pertemuan informal dengan Presiden Putin pada Senin sore, dilanjutkan dengan rencana makan malam, sebelum menggelar pembicaraan resmi esok hari.

Ketika ditanya apakah China dapat menjadi perantara antara Moskow dan Washington, Peskov menolak untuk menjawab secara langsung.

"Untuk saat ini, kami melihat garis yang terus berlanjut untuk mencegah perlambatan permusuhan. Washington, Departemen Luar Negeri dan Dewan Keamanan Nasional AS sedang membicarakan hal ini secara terbuka dan resmi," katanya.

Moskow menuduh Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya menumpahkan senjata ke Ukraina untuk memberikan "kekalahan strategis" pada Rusia. Sementara, Washington dan sekutu-sekutunya mengatakan mereka mempersenjatai Ukraina, untuk membantu negara itu mempertahankan diri dari invasi Rusia yang tidak beralasan dan perampasan tanah bergaya kekaisaran.

"Amerika Serikat tetap pada posisinya, yang bertujuan untuk memprovokasi konflik lebih lanjut, mencegah penurunan intensitas permusuhan dan memompa senjata ke Ukraina," tandas Peskov.