TNI AL Terjunkan Kapal Perang <i>Standby</i> di Perairan RI-Timor Leste Selama 300 Hari
Ilustrasi. Prajurit TNI AL di atas KRI Tjiptadi-381 saat upacara Operasi Siaga Tempur Laut Natuna 2020 di Kepulauan Riau, Jumat 3 Januari 2020. (Antara-M Risyal H)

Bagikan:

NTT - TNI AL menerjunkan sejumlah Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) di perairan berbatasan dengan Timor Leste selama 300 hari mendatang.

Komandan Lantamal VII Kupang Laksamana Pertama TNI I Putu Darjatna mengatakan kegiatan itu dalam rangka operasi pengawasan perairan Indonesia-Australia dengan nama Operasi Siaga Jaga Baruna.

"Jadi, KRI Multatuli 561, yang kini sandar di Kupang, bersama KRI lainnya akan beroperasi selama 300 hari ke depan untuk menjaga wilayah perbatasan Indonesia dan Timor Leste," katanya di Kupang, NTT, Rabu 15 Maret, disitat Antara.

Darjatna mengatakan bahwa Operasi Siaga Jaga Baruna bertujuan untuk menjaga keamanan wilayah perairan NTT agar tetap kondusif.

Operasi itu, lanjut dia, sebagai bagian dari memantau pergerakan nelayan asal NTT yang sering mencari ikan hingga menerobos masuk ke wilayah perairan Australia.

"KRI akan mengelilingi pulau-pulau di NTT untuk melakukan sosialisasi sehingga tidak ada lagi nelayan Indonesia masuk menangkap ikan di perairan Australia," ujar dia.

Beberapa waktu lalu ada, kata dia, sejumlah nelayan asal NTT yang menangkap ikan sampai masuk di wilayah perairan Australia sehingga mereka ditangkap.

Namun, berkat negosiasi yang baik antara pemerintah Indonesia dan Australia, akhirnya sejumlah nelayan itu bisa dipulangkan ke Indonesia dan bisa kembali ke Nusa Tenggara Timur.

Lantamal VII Kupang terus mengelar sosialisasi bagi masyarakat atau nelayan di sejumlah pulau, wilayah NTT, agar tidak lagi menangkap ikan hingga ke perairan Australia.

Terkait dengan keamanan wilayah laut, menurut dia, hingga saat ini situasi dan keamanan di wilayah masih dalam keadaan kondusif.