Bagikan:

JAKARTA - Bareskrim Polri mendalami vaksin saat imunisasi dan obat sirup paracetamol drop sebagai penyebab munculnya kasus baru gagal ginjal akut di Jakarta.

Pendalaman itu dilakukan karena obat Praxion yang sebelumnya disebut sebagai diketahui kadar EG (etilen glikol) dan DEG (dietilen glikol) masih diambang batas aman.

"Saat ini Polri masih mendalami obat lain selain Praxion yang dikonsumsi korban antara lain vaksin saat imunisasi dan obat sirup paracetamol drop," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan kepada wartawan, Selasa, 14 Maret.

Hanya saja, tak dirinci mengenai perkembangan pendalaman kedua obat yang kini menjadi dugaan penyebab kasus gagal ginjal baru tersebut.

Di sisi lain, dalam proses pengusutan, Direktorat Tindak Pidana Tertentu (Dittipidter) Bareskrim sudah memeriksa Kepala BPOM DKI Jakarta, Susan Garcia Arpan, pada 6 Maret lalu. Dikatakan, penyidik mendalami soal pengawasan peredaran bahan baku obat

"Yang mana pemanggilan tersebut dengan maksud memberikan penjelasan terkait dengan proes pengawasan bahan baku pada pedagang farmasi," kata Ramadhan.

Adapun, Labfor Polri sudah menguji sampel obat Praxion yang disebut sebagai penyebab munculnya kasus gagal ginjal baru di Jakarta. Hasilnya, obat itu dianggap masih aman untuk dikonsumsi.

"Sehingga obat praxion masih aman untuk dikonsumsi," ucal Ramadhan.

Obat Praxion dinyatakan aman karena dari hasil pemeriksaan kadar EG (etilen glikol) dan DEG (dietilen glikol) masih diambang batas yang telah ditentukan.

Sehingga, kemungkinan ada dugaan lain yang menyebabkan munculnya kasus baru gagal ginal pada anak di Jakarta.

“Hasil uji terhadap obat Praxion tersebut menyatakan bahwa jenis obat tersebut masih sesuai dengan ambang batas yang ditentukan,” kata Ramadhan.