KENDARI - Lembaga Pemasyarakatan Perempuan (LPP) Kelas III Kendari bekerja sama dengan Dinas Kesehatan setempat menggelar konsultasi dan pemeriksaan HIV/AIDS kepada puluhan warga binaan atau narapidana. Hal itu guna mencegah angka kasus yang naik
Kepala Lapas Perempuan Kendari, Andi Wirdani Irawati di Kendari, Selasa mengatakan sebanyak 75 orang warga binaan mengikuti kegiatan itu yang dilaksanakan petugas medis Lapas Perempuan Kelas III Kendari bekerjasama dengan Dinas Kesehatan melalui Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari.
"Lapas Perempuan Kelas III Kendari yang bekerjasama dengan Puskesmas Lepo-Lepo, dan Relawan HIV/AIDS Sultra melaksanakan kegiatan lanjutan penyuluhan dan pemeriksaan HIV/AIDS," katanya.
Dia menyampaikan bahwa penyuluhan dan pemeriksaan HIV AIDS merupakan kegiatan rutin per tiga bulan sekali yang dilakukan Lapas Perempuan Kendari sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Sulawesi Tenggara.
pihaknya berkomitmen memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh warga binaan atau narapidana di lapas tersebut.
"Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan yang telah dilaksanakan sebelumnya. Dan akan terus dilaksanakan oleh Lapas Perempuan Kendari dengan jangka waktu tiga bulan sekali," ujar dia.
Menurutnya, konsultasi dan pemeriksaan HIV/AIDS sangat penting untuk dilakukan sehingga dia menekankan warga binaan agar mengikuti dan menyimak dengan baik konsultasi kesehatan maupun pemeriksaan yang akan dilakukan oleh dokter.
Setelah konsultasi kesehatan warga binaan kemudian diambil sampel darahnya untuk dilakukan pemeriksaan tes HIV/AIDS. "Dari hasil pemeriksaan, sebanyak 75 warga binaan dinyatakan negatif dari HIV/AIS," jelas dia.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara menemukan sebanyak 272 orang di daerah tersebut positif terinfeksi penyakit HIV AIDS selama Januari hingga November 2022.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kendari Ellfi mengatakan kasus HIV/AIDS di daerah tersebut mengalami tren peningkatan yang signifikan, pasalnya bila dibandingkan tahun 2021 tercatat 108 kasus.
BACA JUGA:
Dia menyebut, temuan ratusan kasus HIV AIDS di daerah itu didominasi jenis kelamin laki-laki yang rata-rata ditemukan di pusat layanan kesehatan termasuk temuan di lapangan dari tempat-tempat yang dinilai berisiko terjadinya penularan.
"Jadi sebagian besar memang ini kita temukan di layanan kesehatan. Dan ada yang kita dapat pada saat melakukan kunjungan langsung di lapangan di hospot atau tempat-tempat yang memang kita anggap berisiko untuk terjadinya penularan penyakit ini," demikian Ellfi.