JAKARTA - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan agar pembangunan 800 rumah untuk umat Yahudi di daerah pendudukan, Tepi Barat dilanjutkan. Instruksi itu dikemukakan lewat pernyataan resmi, Senin, 11 Januari.
Instruksi itu telah diperkirakan oleh banyak pihak, khususnya jelang pelantikan Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden, pada 20 Januari 2021. Berbeda dengan Presiden Donald Trump, Biden cukup vokal dalam mengkritik pembangunan rumah ilegal di Tepi Barat.
"Perdana menteri memerintahkan pembangunan ratusan rumah di Judea dan Samaria kembali dilanjutkan," kata kantor perdana menteri Israel melalui pernyataan tertulisnya.
Judea dan Samaria merupakan nama lain Tepi Barat yang disebut di Alkitab. Pemerintah Israel menyebut 800 rumah akan dibangun di kompleks pemukiman Beit El, Tal Menashe, Rehelim, Shavei Shomron, Barkan, Karnei Shomron, dan Givat Zeev.
BACA JUGA:
Namun, kantor perdana menteri tidak menyebut tanggal pembangunan. Warga Palestina mengutuk aktivitas pembangunan perumahan yang dilakukan oleh Israel di daerah pendudukan. Israel merampas tanah di Tepi Barat setelah perang melawan negara-negara Arab pada 1967.
Rencana pembangunan itu dianggap Palestina dapat menghambat perjuangan Palestina yang ingin menjadikan Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur sebagai bagian dari wilayah negara yang ingin dibentuknya.
Sebagian besar negara di dunia menyebut pembangunan rumah di daerah pendudukan itu ilegal. Israel kerap menggunakan ayat-ayat di kitab suci, dokumen sejarah, dan peristiwa politik untuk membenarkan pendudukan di Tepi Barat, yang saat ini dihuni oleh 440.000 warga Israel dan tiga juta warga Palestina.