Bagikan:

JAKARTA - Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Prof Nurdin Abdullah meminta Pj Wali Kota Makassar Prof Rudy Djamaluddin mengkaji ulang penerapan jam malam di Kota Makassar. Jam malam harus dikaji pengaruhnya dengan pertumbuhan kasus COVID-19.

“Makanya saya sama pak wali kota kaji, apakah ada dampaknya jam malam itu dengan pertumbuhan kasus. Kalau kasusnya terus jalan terus, ya harus terus selamatkan ekonomi kita juga. Kasihan dengan pedagang UMKM, penjual martabak, pisang epe,” kata Nurdin yang akrab disapa Prof NA ini kepada wartawan, Senin, 11 Januari. 

Sementara soal PSBB terkait meningkatnya kasus COVID-19, Gubernur Sulsel belum mengambil keputusan. Sebab saat ini pemerintah pusat memberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di wilayah Jawa-Bali. 

“Belum (PSBB), kita tunggu perintah saja, kan Jakarta mengidentifikasi semua perkembangan kasus, yang baru keluar baru Jawa-Bali,” sambungnya.

Menurut dia, pengambilan keputusan pemberlakuan PSBB harus memperhatikan dampak risiko ekonomi. 

“Itu risikonya, makanya harus dipertimbangkan matang-matang, makanya kita tunggu perintah. Kalau perintah pusat mengatakan, PSBB kita lakukan,” tegas Nurdin.

Kasus COVID-19 Masih Tinggi

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merilis data perkembangan penanganan kasus COVID-19. Berdasarkan pemeriksaan terhadap 38.061 spesimen, ditemukan 8.692 kasus positif baru.

"Total akumulasi kasus positif sejak COVID-19 ditemukan di Indonesia mencapai 836.718 orang," dikutip dari data Kemenkes, Senin, 11 Januari.

Sementara untuk kasus sembuh mengalami penambahan sebanyak 7.715 kasus. Dengan begitu, total keseluruhan menjadi 688.739 orang yang sembuh dari COVID-19. Sedangkan, kasus meninggal bertambah 214 sehingga menjadi 24.343 orang.

Di sisi lain, untuk data Provinsi dengan jumlah penambahan kasus positif terbanyak berada di DKI Jakarta. Berdasarkan data, sebanyak 2.461 orang di ibu kota dinyatakan positif COVID-19. Sehingga total warga yang telah terjangkit menjadi 208.583 orang.

Kemudian, provinsi lain yang juga dengan angka penambahan kasus positif tinggi antara lain di Jawa Barat dengan 1.475 kasus. Kemudian, Jawa Tengah dengan 1.049 kasus, Jawa Timur sebanyak 792 kasus, dan Sulawesi Selatan dengan 616 kasus.

Sementara untuk provinsi dengan kasus sembuh terbanyak juga ditempati DKI Jakarta dengan 2.510 kasus. Kemudian, Jawa Barat dengan 1.060 kasus, Jawa Tengah dengan 791 kasus, Sulawesi Selatan dengan 552 kasus, dan Jawa Timur dengan 522 kasus.

Sejauh ini ada 2 provinsi yang tercatat tanpa ada kasus positif. Kemudian, ada 4 provinsi yang penambahan kasus di bawah 10, yakni Maluku Utara,Bengkulu, Sumatera Barat, dan Kalimantan Barat.