JAKARTA - Sunan Kalijaga mengadukan aksi pemukulan putra bungsunya ke Polres Metro Jakarta Selatan. Sunan menyebut sebelum dikeroyok, anaknya sempat mendapatkan bullying dari pelaku.
Mirisnya, hingga hari ini orang tua dari pelaku pengeroyokan belum menyampaikan permintaan maaf atau menunjukan rasa empati kepada Sunan. Pada akun Instagram-nya, Sunan bahkan menyebut ada 'ancaman' yang membawa-bawa nama menteri sampai pegacara senior.
"MAU ANDA SEBUT KENAL MENTERI DAN PENGACARA SENIOR KALAU URUSAN ANAK SAYA TIDAK GENTAR..! SAYA PILIH JALUR HUKUM," tegas Sunan dikutip dari Instagram-nya, @sunankalijaga_sh, Jumat, 3 Maret.
Pada unggahan di Instagram, Sunan menyebut tidak ada itikad baik dari orang tua pelaku. Alhasil, jalur hukum terpaksa dia tempuh demi keadilan.
"Tapi mohon maaf sekali, hati saya rasanya mendidih ya meliat peristiwa yang di mana sampai detik ini kami membuat laporan tidak ada empati, tidak ada itikad baik dari orang tuah pelaku. Jadi mohon maaf saat ini saya lebih memilih jalur hukum ketimbang kekekeluargaan," tegas Sunan di Mapolres Jakarta Selatan, Jumat, 3 Maret.
Padahal, sejak insiden itu berlangsung, Sunan mengaku sudah membuka hatinya agar keluarga dari pelaku melayangkan permohonan maaf. Sayangnya, hal itu tidak terjadi.
"Saya kemarin mencoba membuka hati saya tapi ternyata saya dilecehkan, saya tidak dianggap. Kondisi putra saya tidak dihiraukan, tidak basa basi,"
"Justru orang tua dari pelaku tahu nomor telepon saya, tidak ada rasa empati, tidak ada WhatsApp," terang Sunan.
Imbas dari aksi pemukulan ini, putra Sunan sampai dilarikan ke IGD. Adapun aksi bullying dilakukan sebanyak tiga kali. Korban dilempari sampai oleh pelaku.
Informasi penganiayaan ini diterima Sunan dari istrinya. Disebutkan, mata putranya lebam dan mengalami pusing-pusing. Sunan kemudian menanyakan langsung kepada putra bungsunya tentang peristiwa penganiayaan tersebut.
Anaknya, kata Sunan, kemudian menceritakan awal mula kejadian saat bermain bola. Tiba-tiba saja, korban disiram dengan daun kotor. Karena cekcok mulut, korban kemudian kembali ke kelas.
Saat di dalam kelas, korban dihampiri lagi oleh pelaku. Kata Sunan, pelaku hendak meminta maaf namun tak diterima oleh sang anak karena dinilai caranya tak tepat.
"Katanya mau minta maaf tapi caranya malah kayak mukul-mukul," lanjut Sunan.
Karena tak mengenakan, putranya kemudian melawan balik. Bagaimana mungkin permintaan maaf tetapi seperti melakukan bullying.
BACA JUGA:
"Ya nggak seneng lah masa minta maaf kok kayak ngebully, kasar gitu, terus sampe ngerasa dipukul Sean berdiri terus didorong. Nah setelah didorong pelaku maju, pas mau bela diri malah dipegangin, nangkis aja nggak bisa apa lagi ngelawan," ujarnya.
Anaknya kemudian dipukul membabi buta dibagian muka, badan dan kepala. Sunan menyayangkan kejadian ini karena berlangsung di jam pelajaran sekolah.