Bagikan:

JAKARTA - Partai Demokrat tak takut dengan sesumbar terpidana kasus proyek Hambalang sekaligus mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum yang disebut bakal 'buka-bukaan' terkait kasus yang menjeratnya usai bebas pada April mendatang. 

Dengan santai, Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, Andi Mallarangeng mengatakan pihaknya menunggu saja langkah Anas tersebut. Menurutnya, siapapun berhak berwacana dan bicara. 

"Ya kita tunggu saja, itu hak siapapun untuk bicara. Kenapa mesti takut?," ujar Andi di kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat, Kamis, 2 Maret.  

Andi menilai, persoalan menyangkut Anas Urbaningrum bukan menjadi ranah partainya. Sebab kata dia, Anas sudah bukan lagi kader Partai Demokrat.

"Kalau sudah keluar dari Demokrat kan bukan lagi urusan Demokrat," jelasnya. 

Diketahui, setelah bebas nanti Anas dikabarkan bakal bergabung dengan Partai Kebangkitan Nusantara (PKN). Karena itu, Andi menegaskan, pihaknya tidak ingin mencampuri urusan partai lain.

"Itu terserah masing-masing partai. Kami urus Partai Demokrat. Silakan partai lain urus partainya masing-masing," katanya.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Gede Pasek, mengatakan Anas Urbaningrum akan bergabung dengan partainya usai bebas nanti. Dia menyebut, Anas juga siap 'buka-bukaan'.

Hal itu disampaikan Pasek di Gedung ACLC KPK sesuai pembukaan pelatihan Politik Cerdas Berintegritas (PCB) untuk PKN, Selasa, 28 Februari. 

“Oh, ya, nanti Beliau (Anas Urbaningrum) akan bergabung. Dan nanti di situ akan dibuka juga, tidak hanya sekadar sprindik bocor yang jadi problem sejarah hitam KPK waktu itu. Itu kan sprindik bocor, kemudian bocornya dari sebuah simpul kekuasaan itu kan, sudah bahasa yang bagaimana tidak independennya waktu itu. Dan ada lagi kasus-kasus lain,” ujar Pasek kepada wartawan.

Meski begitu, Pasek yang berada disamping Wakil Ketua KPK Alexander Marwata itu tidak menyebut detail ‘sejarah hitam’ apa yang dimaksud. Namun pada kesempatan itu, ia banyak bicara soal Hambalang, kasus yang menjerat Anas.

Pasek menilai kasus yang menjerumuskan sejawatnya itu menyimpan banyak tanya. Terlebih kasus itu diklaimnya sengaja mengorbankan Anas dan hanya berhenti di sana.

“Saya kira di dalam proses itu kan kita ikuti betul-betul, kan, itu pun juga menjadi tanda tanya besar sampai hari ini. Kalau misalnya kayak kasus Hambalang misalnya, itu apakah betul sudah berakhir atau memang diakhiri sampai situ saja. Itu kan menjadi masalah juga,” ungkap Pasek.