Bagikan:

JAKARTA - Proses evakuasi Kapolda Jambi Irjen Rusdi Hartono berlangsung dramatis. Bahkan proses evakuasi Irjen Rusdi ini hitungannya termasuk sulit.

Proses evakuasi Irjen Rusdi dipimpin Komandan Batalyon Komando 462 Kopasgat, Letkol Pas Muhammad Junaidi yang ikut langsung di Bukit Tamiai, Batang Merangin, Kerinci, Provinsi Jambi, Selasa 21 Februari.

Sekitar pukul 16.40 WIB, Tim SAR Batalyon Komando 462 Kopasgat dengan menggunakan Helikopter Super Puma H 3211 --diawaki Mayor Pnb M. Ravi Rakasiwi-- berhasil mengevakuasi korban kecelakaan Helikopter Bell 412/P-3001 dengan menggunakan teknik Hoisting.

Proses evakuasi tersebut berlangsung dramatis. Terutama ketika evakuasi Kapolda Jambi.

Seperti kita tahu, Irjen Rusdi mengalami cedera sehingga posisinya harus agak miring. Akibatnya dragbar tidak bisa seimbang.

Jadi dragbar bersama tim evakuasi dari Yonko 462 Kopasgat pada saat dinaikan ke heli mengalami twist (berputar), namun hal tersebut diantisipasi dengan Double Safety perlengkapan yang digunakan oleh tim SAR Yonko 462 Kopasgat.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memastikan Helikopter Bell 412/P-3001 yang ditumpangi Kapolda Jambi Irjen Rusdi Hartono beserta rombongan masih layak terbang. Pernyataan itu disampaikannya guna membantah isu ketidaklayakan helikopter sehingga mengalami masalah dan berujung dengan mendarat darurat di Bukit Tamiai.

Berdasarkan laporan, helikopter yang ditumpangi Kapolda Jambi itu terkendala cuaca buruk. Sehingga, mesti mendarat darurat di kawasan di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Jambi.

"Karena memang cuaca buruk sehingga diperlukan pendaratan darurat," kata Sigit.

Selain itu, Kapolri menyebut bakal memeriksa seluruh kondisi helikopter yang dimiliki Polri. Sebab, tak dipungkiri ada beberapa helikopter yang sudah tua.

"Kita memang juga punya helikopter yang lama, buatan tahun 2000. Namun juga helikopter yang terbaru juga kita punya dan saat ini juga beberapa sedang berdatangan," kata Sigit.