Bagikan:

NTT - Pengerukan material longsor di KM 73 Jalan Trans Pulau Timor di Nusa Tenggara Timur (NTT) membutuhkan waktu kurang lebih dua pekan.

Kepala Satuan Kerja Pelaksana Jalan Nasional Wilayah I, BPJN X Provinsi NTT, Azhari mengatakan prediksi pihaknya ini lantaran pengerukan dilakukan yang medannya yang tidak biasa.

“Kita butuh waktu sekitar dua pekan untuk proses pengerukan material longsor, mengingat jalurnya sangat panjang dan tinggi,” katanya saat ditemui di lokasi longsor di Desa Noelmina, Kecamatan Takari, Kupang, NTT, Minggu 19 Februari, disitat Antara.

Dia mengatakan, proses pengerukan material longsor mengalami kendala karena para pekerja yang mengeruk menggunakan ekskavator harus berhati-hati dengan area longsor yang sewaktu-waktu bisa saja longsor lagi.

Saat ini untuk mempercepat proses pengerukan, pihaknya sudah menerjunkan tujuh unit ekskavator, ditambah satu loader untuk mempercepat pengerukan material longsor.

“Akan ada tambahan lagi, tetapi proses kerjanya akan kita lakukan dengan sistem bergantian, karena rawan jika semakin banyak alat berat di lokasi longsor,” ujar Azhari.

Saat ini, ujar dia, kendala yang dihadapi adalah jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi, maka dikhawatirkan akan terjadi lagi longsor susulan, dan proses pengerukan juga akan terhenti.

Selain itu, ramainya masyarakat yang melihat proses pengerukan membuat mobilisasi kendaraan truk yang membuang material longsor jadi lama.

Karena itu Azhari berharap agar aparat kepolisian bisa membantu dengan menghalau masyarakat untuk tidak dekat dengan lokasi bencana.

Sebelumnya longsor terjadi di Jalan Trans Pulau Timor di NTT pada Jumat 17 Februari malam. Akibatnya akses transportasi yang menghubungkan wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara, Kabupaten Belu, Kabupaten Malaka, serta Timor Leste, putus total.

Saat ini masyarakat yang ingin menyeberang dari Kota Kupang dan sebaliknya harus melewati jalur alternatif yang curam dan berbahaya.

Selain itu, masyaralat juga dapat memanfaatkan jalur alternatif lewat laut.

Pemerintah Provinsi (Pemrov) NTT telah membuka layanan penumpang dan logistik mengunakan Kapal Motor Penumpang (KMP) Pulau Sabu ke wilayah Pulau Timor.

Pembukaan jalur guna memastikan proses distribusi logistik, seperti Bahan Bakar Minyak (BBM) maupun sembako ke wilayah di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Kabupaten Belu, dan Kabupaten Malaka tetap lancar.

"Alternatif lainnya adalah segera menyiagakan angkutan laut menggunakan kapal feri, yaitu Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Pulau Sabu untuk melayani penumpang jurusan Kefa dan Atambua maupun Malaka. KMP Pulau Sabu selama ini melayani rute Kupang-Wini-Teluk Gurita," kata Kepala Dinas Perhubungan NTT Isyak Nuka.