JAKARTA - Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri mengatakan ada dua cara yang digunakan untuk mencari tahu posisi pilot Susi Air, Philips Max Mehrthens yang disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya. Salah satunya adalah menjalin komunikasi dengan para tokoh untuk bernegosiasi.
"Melalui para tokoh tersebut yang kami upayakan agar terjalin komunikasi serta negosiasi agar kami dapat mengetahui apa saja yang diinginkan kelompok tersebut dan agar kami selalu mengetahui kondisi serta keadaan Pilot itu sendiri," kata Mathius dikutip dari keterangan tertulisnya, Sabtu, 18 Februari.
Tak hanya itu, mereka juga menurunkan tim di lapangan. Diharapkan pilot berkebangsaan Selandia Baru itu bisa segera dibebaskan.
Lebih lanjut, Mathius mengatakan atase Selandia Baru sudah mempercayakan upaya penyelamatan kepada TNI-Polri.
"Tentunya ini menjadi tanggung jawab kami sebagai pihak keamanan," tegasnya.
Kapolda memastikan upaya pembebasan ini akan dilakukan secara hati-hati. Dukungan dari semua pihak saat ini dibutuhkan.
BACA JUGA:
Mathius juga menegaskan personel yang turun juga tak hanya fokus pada upaya penyelematan Philips. Mereka juga berupaya memutus logistik yang dibutuhkan seperti senjata dan amunisinya.
"Kami berupaya dalam meminimalisir adanya pergerakan Kelompok Kriminal Bersenjata yang kita tau sendiri bahwa hal yang paling mereka butuhkan yakni senjata dan amunisi," ujarnya.
"Oleh karena itu kami akan waspada dan tidak akan kami biarkan hingga lolos (senjata, red) ke tangan mereka," sambung Matheus.
Sebagai informasi, KKB yang dipimpin Egianus Kogoya saat ini masih menyandera pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru Philip Mark Merthens. Penyanderaan dilakukan sejak Selasa, 7 Februari lalu.
Sebelum menyandera pilot, Egianus dan kelompoknya membakar pesawat milik Susi Air. Peristiwa ini terjadi setelah pesawat berpenumpang itu mendarat di Lapangan Terbang paro.