Potensi Banjir Rob di Banten Hingga 26 Februari, BMKG Minta Aktivitas Bongkar Muat di Pelabuhan Waspada
Truk yang akan menyeberang ke Sumatera terparkir di Dermaga 2 menunggu masuk kapal ferri di Pelabuhan Merak, Banten, Minggu 17 Mei 2020. (Antara-Fathulrahman)

Bagikan:

JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan potensi limpasan air laut atau banjir rob di pesisir Banten pada 14-26 Februari 2023.

"Kita berharap warga pesisir dapat meningkatkan kewaspadaan banjir rob itu," kata Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Kelas I Serang Tarjono dalam keterangan di Serang, Banten, Rabu 15 Februari, disitat Antara.

Banjir air pasang laut tentu berdampak terhadap aktivitas perekonomian masyarakat, termasuk bongkar muat barang di pelabuhan.

Fenomena rob itu, kata dia, karena adanya fase bulan baru dan jarak terdekat antara Bulan dan Bumi.

Biasanya, ujar dia, fase bulan baru dan jarak terdekat antara Bulan dan Bumi tersebut berpotensi terjadi air laut pasang yang mengakibatkan rob.

Hal itu, kata dia, fenomena alam biasa dan ada tiga fase bulan yang dapat memengaruhi air laut menjadi pasang, antara lain fase bulan baru, fase bulan purnama, dan fase bulan gelap atau mati.

Selama tiga hari sebelum dan sesudah fase itu, mempunyai potensi rob. Namun demikian, kata dia, untuk waktu kejadian dan tinggi air pasang di masing-masing daerah berbeda-beda.

Oleh karena itu, pihaknya meminta masyarakat pesisir selatan maupun pantai barat Provinsi Banten meningkatkan kewaspadaan banjir tersebut.

"Kami berharap warga pesisir Banten selalu waspada dan siaga menghadapi dampak air pasang laut itu," tuturnya.

Masyarakat yang bermukim di pesisir Kabupaten Pandeglang mengaku bahwa mereka tetap waspada rob, meski saat ini kondisinya normal.

Selama ini, kata Ade (50), warga pantai Paninbang, Kabupaten Pandeglang, pesisir daerah itu masuk langganan rob.

"Kami tentu adanya imbauan dari BMKG selalu waspada banjir rob itu," tandasnya.