Bagikan:

BOGOR - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, melakukan upaya uji laboratorium terhadap contoh makanan yang diduga menyebabkan keracunan massal di Desa Desa Babakan, Tenjo, Bogor.

Kepala Dinkes Kabupaten Bogor, Mike Kaltarina, menerangkan pihaknya bekerja sama dengan Balai Besar Teknis Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) dalam memeriksa kandungan makanan tersebut.

“Kira-kira butuh waktu satu pekan. Nanti hasilnya diberitahu kepada kami. Jadi kita tunggu hasilnya. Sekarang teman-teman di puskesmas membantu penanganan dulu kepada masyarakat yang mengalami gejala,” kata Mike dilansir ANTARA, Selasa, 14 Februari.

Dia mengungkapkan contoh makanan yang dibawa ke Jakarta berupa nasi putih, lauk ikan tongkol bumbu balado, ayam bumbu kecap, soto ayam, oseng bihun, bakso, jamur kuping, air mineral dan air dari sumur.

Sebelumnya, Camat Tenjo, Yudi Utomo mencatat sebanyak 85 warga mengalami keracunan usai mengonsumsi makanan di lokasi resepsi pernikahan yang berlangsung di Desa Babakan, Tenjo, Bogor.

Peristiwa keracunan masal tersebut diketahui setelah ada warganya yang berobat ke Puskesmas setempat dengan gejala mual, pusing, muntah, dan lemas pada Sabtu (11/2).

"Setelah dilakukan pemeriksaan oleh petugas medis Puskesmas Tenjo, ternyata gejala keracunan makanan," kata Yudi.

Menurutnya, saat itu secara bersamaan puluhan orang dengan gejala serupa berdatangan ke Puskesmas Tenjo untuk menerima penanganan medis. Sehingga pihaknya berkoordinasi dengan pihak Puskesmas Pasar Rebo, Jakarta Selatan.

"Karena di UGD Puskesmas Tenjo saat itu sudah penuh 12 orang rawat inap dan lainnya berobat jalan," tuturnya.

Yudi menyebutkan, kantor Desa Babakan bahkan sempat dijadikan lokasi penanganan beberapa korban keracunan yang dinyatakan harus menjalani rawat inap.

Langkah selanjutnya, kata dia, ditangani oleh pihak Kepolisian dengan cara mengambil sisa makanan di lokasi resepsi. Makanan yang dicurigai menyebabkan keracunan masal yaitu jamur dan ikan tongkol.

"Keluarga pemangku hajat, tamu undangan, panitia hajat, penata suara, petugas tenda bahkan keluarga dari Cilegon juga terkena dampak, sehingga ditangani lebih lanjut secara khusus oleh Polsek dan Puskesmas Tenjo," papar Yudi.