Survei Populi Center Soal Pentingnya Reshuffle: 42,2 Persen Responden Setuju, 40,2 Persen Sebaliknya
Ilustrasi. Presiden Jokowi Pimpin Rapat Kabinet di Istana Jakarta pada 8 September. (BPMI Setkab)

Bagikan:

JAKARTA - Hasil survei Populi Center menyebutkan sikap masyarakat terbelah terkiat penting atau tidaknya perombakan kabinet atau reshuffle dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Di sisa masa kerja Kabinet Indonesia Maju, sikap masyarakat terbelah antara yang menjawab perlu adanya pergantian menteri dan yang tidak," kata Manajer Policy Resarch Populi Center Dimas Ramadhan di Jakarta, Senin 13 Februari.

Sebanyak 42,2 persen kata dia responden menginginkan adanya reshuffle kabinet, sementara yang menjawab sebaliknya persentase-nya sebesar 40,2 persen.

Menurut Dimas, khusus yang menjawab perlu adanya pergantian menteri, saat ditanya siapa menteri yang layak untuk diganti? Nama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate menduduki menduduki posisi kedua dan ketiga paling banyak dipilih untuk diganti.

Sementara Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Menko Polhukam) Nadiem Makarim yang berasal dari kalangan profesional, memuncaki daftar teratas menteri yang layak untuk diganti dengan 16 persen pilihan responden.

Populi Center menyelenggarakan survei nasional 25 Januari-3 Februari 2023. Sampel responden tersebar secara proporsional di 38 provinsi di Indonesia, termasuk di 4 daerah otonomi baru.

Tujuan survei untuk mengetahui persepsi masyarakat terutama terkait evaluasi kinerja Pemerintah, evaluasi kinerja Kepolisian, isu nasional yang sedang menjadi perbincangan, serta dinamika jelang Pemilihan Umum 2024.

Survei dilakukan dengan menggunakan pendanaan internal. Metode pengambilan data dalam survei dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan 1.200 responden yang dipilih menggunakan metode acak bertingkat (multistage random sampling) dengan margin plus minus 2,83 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.