JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengakui bahwa pengentasan kemiskinan ekstrem di Indonesia sangatlah berat dan diperlukan kerjasama semua stakeholder.
Untuk itu, Menko PMK Muhadjir meminta semua pihak mengoptimalkan tiga program yang menjadi kunci utama dalam mendukung upaya penghapusan kemiskinan ekstrem.
"Untuk mencapai target penghapusan kemiskinan ekstrem, terdapat tiga program kunci yang perlu dioptimalkan," kata Muhadjir Effendy dalam keterangannya dikutip ANTARA, Senin 13 Februari.
Menko PMK menjelaskan bahwa pertama adalah melalui bantuan sosial dan subsidi dalam rangka mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin ekstrem.
Kedua, melalui pemberdayaan masyarakat dalam rangka peningkatan pendapatan masyarakat miskin ekstrem. Ketiga, pembangunan infrastruktur pelayanan dasar dalam rangka penurunan jumlah kantong-kantong kemiskinan.
Hal tersebut, kata dia, sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2022 tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem.
"Tentunya semua pihak menyadari bahwa menghapuskan kemiskinan ekstrem merupakan tantangan yang sangat berat. Untuk itu keterpaduan dan sinergi program serta kerja sama antar kementerian/lembaga diharapkan mampu melipatgandakan kekuatan untuk mewujudkan target tersebut," katanya.
Muhadjir menambahkan bahwa di dalam Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2022, Presiden menugaskan Menko PMK untuk menetapkan lokasi prioritas dan target pencapaian penghapusan kemiskinan ekstrem.
Selain itu, melakukan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian program kementerian/lembaga dalam upaya menurunkan beban pengeluaran masyarakat dan mengurangi kantong kemiskinan.
Kemudian, melakukan pemantauan dan evaluasi secara terpadu bersama dengan kementerian dan lembaga terkait.
BACA JUGA:
Dengan demikian, Menko PMK mengajak semua pihak mulai dari kementerian/lembaga serta pemerintah daerah untuk meningkatkan kolaborasi dalam mendukung upaya penghapusan kemiskinan ekstrem.
Pemerintah, kata dia, menargetkan menghapuskan angka kemiskinan ekstrem dari empat persen menjadi nol persen pada 2024.
"Presiden Joko Widodo telah menugaskan kepada semua pemangku kepentingan untuk berkomitmen menghapuskan kemiskinan ekstrem enam tahun lebih cepat dari target SDGs pada 2030, menjadi 2024," katanya.