Bagikan:

JAKARTA - Sempat teronggok di gudang pertanian, lukisan Anthony van Dyck yang ditemukan kembali telah terjual lebih dari 3 juta dolar AS (Rp45.564.000.000) di pelelangan.

Itu adalah bagian dari karya master Flemish yang berjudul 'St Jerome'. Lukisan terakhir saat ini dipegang oleh Museum Boijmans van Beuningen di Rotterdam, Belanda

Lukisan, yang menggambarkan seorang lelaki tua telanjang duduk di bangku, unik karena beberapa alasan, menurut daftar Sothebys.

Itu salah satu dari hanya dua karya besar yang dibuat Van Dyck dari model hidup. Itu kemungkinan dilukis antara tahun 1615 hingga 1618, menurut Sotheby's, sementara Van Dyck adalah seorang seniman muda yang bekerja bersama Peter Paul Rubens di Antwerp.

Lukisan cat minyak itu juga memiliki sumber yang tak terduga. Karya tersebut baru-baru ini diidentifikasi sebagai karya Van Dyck, kata Sotheby's dalam pernyataan yang dibagikan dengan CNN.

Lukisan itu ditemukan pada akhir abad ke-20 di gudang pertanian di Kinderhook, New York, Amerika Serikat.

lukisan st jerome
Lukisan St. Jerome. (Sumber: Sotheby's)

"Orang yang menemukannya, Albert B. Roberts, adalah seorang kolektor barang-barang 'hilang' yang bersemangat, menggambarkan koleksinya sebagai 'panti asuhan untuk karya seni yang hilang yang telah diabaikan,'" kata rumah lelang tersebut, mengutip CNN 29 Januari.

Roberts membeli lukisan terlantar itu hanya seharga 600 dolar AS (Rp9.112.800), menurut Sotheby's. Namun tak lama kemudian, sejarawan seni Susan J. Barnes menerbitkan sebuah artikel, di mana dia mengenali karya tersebut sebagai karya Van Dyck yang "terpelihara dengan sangat baik".

Lukisan itu kemudian terjual seharga 3,1 juta dolar AS atau sekitar Rp47.082.800.000.

Itu ditawarkan ke Sotheby's oleh Roberts. Dan sebagian dari hasil penjualan akan disumbangkan ke Albert B. Roberts Foundation Inc, yang memberikan dukungan keuangan kepada seniman dan badan amal lainnya, menurut rumah lelang.

Diketahui, ini dijual sebagai bagian dari penjualan "Lukisan Utama Bagian I" Sothebys bulan lalu, yang juga mencakup karya Agnolo Bronzino, Titian dan Melchior de Hondecoeter.