Bagikan:

JAKARTA - Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev ingin produksi tank negara itu ditingkatkan, saat pasokan senjata Barat ke Ukraina meningkat dan kemungkinan banyaknya tank Ukraina yang hancur di medan perang.

Mengunjungi pabrik tank di Kota Siberia Omsk pada Hari Kamis, Medvedev ingin produksi tank ditingkatkan, guna menanggapi menanggapi pasokan senjata Barat ke Ukraina.

"Seperti yang kita ketahui, musuh kita (Ukraina) telah mengemis ke luar negeri untuk pesawat, rudal, tank. Bagaimana kita harus menanggapi? Jelas bahwa dalam kasus ini, wajar bagi kita untuk meningkatkan produksi berbagai persenjataan termasuk tank modern," kata Medvedev dalam rekaman video kunjungannya yang diunggah di aplikasi perpesanan Telegram, melansir Reuters 10 Februari.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky diketahui telah mengunjungi berbagai negara Eropa minggu ini, dalam upaya untuk mengamankan jet tempur dan senjata jarak jauh, yang menurutnya diperlukan untuk mempertahankan negaranya dari invasi pasukan Rusia.

Terpisah, Rusia berpotensi kehilangan hingga setengah dari semua armada tank operasionalnya sejak dimulainya perang Ukraina, menurut informasi yang dikumpulkan oleh kelompok pemantau.

tank rusia
Ilustrasi tank Rusia. (Wikipedia Commons/Администрация Волгоградской области)

Oryx, sebuah situs intelijen sumber terbuka, telah mengumpulkan bukti visual kehilangan peralatan militer di Ukraina sejak invasi Rusia dimulai pada 24 Februari 2022.

Kelompok itu mengatakan minggu ini telah memverifikasi 1.000 tank Rusia yang hilang dalam perang. Dikatakan 544 tank Rusia lainnya telah direbut oleh pasukan Ukraina, 79 rusak dan 65 ditinggalkan.

Jumlah itu tidak termasuk kerugian yang belum dapat dikonfirmasi secara visual oleh Oryx, kata Jakub Janovsky, seorang analis militer yang berkontribusi pada blog Oryx. Dia memperkirakan jumlah korban sebenarnya bisa mendekati 2.000 tank.

"Rusia memulai perang dengan sekitar 3.000 tank operasional… jadi ada kemungkinan besar Rusia telah kehilangan setengah dari tank yang dapat digunakan," kata Janovsky, seperti mengutip CNN.

Lebih jauh, hanya beberapa bulan setelah perang, analis melihat cacat desain pada tank Rusia yang berarti satu serangan yang masuk dapat meledakkan gudang amunisi mereka. Seringkali, ledakan berikutnya menghancurkan menara dari tank Rusia dalam apa yang disebut efek "jack in the box".

Para ahli juga mencatat, lapis baja Rusia tidak dirawat dengan baik sebelum perang dan beberapa tank di penyimpanan mungkin telah diambil suku cadangnya, agar yang dikirim ke garis depan tetap berfungsi.

Janovsky mengatakan, Moskow memiliki cadangan sekitar 4.000 tank sebelum perang dimulai.

"Di atas kertas, Rusia masih memiliki banyak tank, tetapi banyak yang tidak disimpan dengan baik dan mungkin sulit untuk diaktifkan kembali dengan cepat," ungkapnya.

tank rusia
Tank Rusia hancur di Ukraina. (Wikimedia Commons/Міністерство внутрішніх справ України)

Bahkan dengan asumsi mereka semua dapat beraksi, Moskow masih kehilangan sekitar 30 persen dari kekuatan tanknya sebelum perang, kata Janovsky.

Janovsky sebelumnya mengatakan kepada CNN, pembuatan tank pengganti baru akan sulit bagi Moskow.

"Karena sanksi, mereka mungkin harus mengganti sensor dan elektronik dengan alternatif yang lebih rendah, dengan jumlah yang dapat mereka hasilkan dalam waktu dekat adalah sebagian kecil dari kerugian mereka. Kerugian material itu … tidak berkelanjutan," jelasnya Bulan September.

Angka total kerugian peralatan Rusia – ketika kendaraan tempur infanteri, pengangkut personel lapis baja, dan kendaraan lain ditambahkan ke tank – hampir 9.100, kata situs web Oryx.

Diketahui, tank telah menjadi fokus utama invasi Rusia ke Ukraina, dipandang sebagai kunci bagi Rusia atau Ukraina untuk merebut wilayah di medan perang.

Menurut angka Oryx, pertarungan tank telah membelokkan arah Ukraina. Menurut hitungan Oryx, lebih dari 500 tank yang direbut Ukraina dari Rusia, lebih dari menutupi 459 tank yang hilang.

Dan lebih banyak tank sedang dalam perjalanan ke Ukraina.

Sejak bulan lalu, Kyiv telah menerima janji tank modern dari Jerman, Amerika Serikat, Inggris dan mitra Barat lainnya. Terlebih lagi, tank-tank itu dipandang memiliki teknologi yang lebih unggul dari yang diterjunkan Rusia.