JAKARTA - Sebanyak 15 pekerja yang sedang membangun Puskesmas Distrik Paro, Nduga, Papua Tengah, kaget bukan kepalang. Mereka bergidik, dituduh spion aparat oleh kelompok separatis Papua.
Melihat kesempatan kabur, para pekerja bangunan yang sudah ciut nyali itu memberanikan diri lari dari ancaman maut. Dua hari medan pegunungan bak belum terjamah diterjang, hingga akhirnya menjauh dari Nduga.
Awalnya, informasi itu diberitahu warga setelah tahu ada ancaman kepada para pekerja dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.
Ancaman itu terjadi Sabtu 4 Februari, dua hari sebelum pesawat milik Susi Air dibakar KKB di lapangan terbang Distrik Paro pads Selasa 7 Februari pagi.
"Jadi mereka itu kumpul dengan warga. Kemudian dia dapat infomasi KKB ini menyuruh mereka pergi," ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Prabowo saat dihubungi, Kamis, 9 Februari.
Berdasarkan beberapa pertimbangan, para pekerja itupun memutuskan untuk meninggalkan Distrik Paro. Mereka mengemas barang-barang.
Setelah persiapan rampung, mereka mulai melangkahkan kaki menjauh dari Distrik Paro. Para pekerja itu mengarah ke wilayah pegunungan.
"Mereka dibantu sama lima warga, mendampingilah ke arah pegunungan," ucapnya.
BACA JUGA:
Perjalannya mereka tak semudah yang dibayangkan. Dua hari satu malam mereka habiskan waktu untuk berjalan kaki menyusuri pegunungan dan jurang.
"Mereka jalan dua hari satu malam, naik gunung lewat jurang gitu," kata Benny.
Hingga akhirnya, mereka tiba di kawasan pengunungan di Nduga. Mereka pun berhasil dievakuasi personel Operasi Damai Cartenz yang terdiri dari TNI-Polri dibawa ke Timika.
Sebelumnya, KKB dmembakar pesawat Susi Air berjenis Pilatus Porter di lapangan terbang Distrik Paro, Nduga, Papua Tengah pada Selasa 7 Februari pagi.
Pesawat jenis Pilatus Porter itu terbang dari Timika pukul 05.33 WIT pada Selasa 7 Februari. Dijadwalkan pesawat tiba di Bandara Moses Kilangin Timika pada pukil 07.40 WIT.
Namun, pada pukul 6.17 WIT, pesawat yang mengangkut pilot Kapten Philips M asal Selandia Baru dan lima penumpang tersebut hilang kontak pada pukul 6.17 WIT.