PAPUA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menutup sementara lapangan terbang (lapter) Paro di Nduga, Papua Tengah. Penutupan imbas dibakarnya pesawat Susi Air oleh kelompok kriminasl bersenjata (KKB) pada Selasa 7 Februari kemarin.
"Lapter Paro masih ditutup sementara, mengingat posisi pesawat yang rusak berada di tengah-tengah lapangan terbang sehingga tidak memungkinkan operasional penerbangan ke atau dari Paro," ucap Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati melalui keterangan tertulis, Rabu 8 Ferbruari, disitat Antara.
Ia mengatakan, Ditjen Perhubungan Udara melalui Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah X Merauke terus berkoordinasi dan memonitor perkembangan kasus penyerangan pesawat Susi Air tersebut.
"Hingga saat ini, belum diketahui pasti keberadaan pilot dan penumpang pesawat," kata Adita.
Menyikapi kejadian tersebut, lanjut dia, Ditjen Perhubungan Udara melakukan langkah-langkah imbauan untuk lebih meningkatkan keamanan.
Pertama, ia mengatakan penyelenggara bandar udara agar selalu berkoordinasi dengan pihak keamanan setempat dan lebih waspada dengan memeriksa seperti izin masuk terhadap orang sebelum masuk ke daerah keamanan terbatas bandar udara.
"Kedua, penyelenggara angkutan udara agar melakukan pemeriksaan yang lebih intensif terhadap penumpang dengan memeriksa 'boarding pass' dan mencocokkan identitas diri serta memeriksa barang-barang bawaan guna keamanan penerbangan," ujar Adita.
BACA JUGA:
Ketiga, seluruh lapangan terbang yang berada di Kabupaten Nduga yang selama ini dikelola oleh pemda agar selektif dan selalu berkoordinasi dengan pihak keamanan dalam hal pemberian izin terbang.
Sebelumnya, pesawat milik Susi Air dengan nomor penerbangan SI 9368 dibakar KKB di lapangan terbang Paro, Selasa 7 Februari pagi.
Pesawat yang dipiloti Kapten Philips M berkebangsaan Selandia Baru itu membawa lima penumpang, yaitu Demanus Gwijangge, Minda Gwijangge, Pelenus Gwijangge, Meita Gwijangge, dan Wetina W.