Bagikan:

JAKARTA - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono memandang kemacetan di Jakarta tetap terjadi meski tak lagi menyandang status Ibu Kota pada 2024. Saat itu, Ibu Kota Negara resmi pindah ke Kalimantan Timur.

Menurut Heru, perpindahan sejumlah masyarakat untuk menetap dari Jakarta ke Kalimantan Timur tetap tidak mengurangi jumlah kendaraan pribadi secara masif.

"Soal IKN, kan orang yang pindah ke IKN enggak bawa mobil. Mobilnya masih di Jakarta, masih jalan-jalan. Tetap aja kemacetan masih ada," kata Heru di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis, 9 Februari.

Meskipun tak lagi menyandang status Ibu Kota, Heru mengungkapkan Jakarta tetap akan menjadi primadona bagi sektor investasi di Indonesia.

Sebab, Jakarta diproyeksikan sebagai pusat kota ekonomi dan bisnis setelah tak lagi menjadi Ibu Kota. Sehingga, kepadatan mobilitas di Jakarta lantas tidak langsung berubah.

"Tapi kemacetan, ya, namanya DKI infrastruktur sudah jadi, walaupun sudah pindah ke IKN, kan pasti ada pembangkitan ekonomi baru. Pasti orang masih investasi di Jakarta," ungkap Heru.

Hanya saja, menurut dia, pasti ada pengurangan angka kemacetan walaupun tak signifikan. "Mungkin berkurang. Saya enggak tahu berkurangnya berapa itu perlu penelitian," ungkap dia.

Suasana macet meliputi Jalan MT Haryono, Pancoran, Jakarta, pada Mei 2020. (Antara-Rifki N)

Beberapa waktu lalu, Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman menyebut kepadatan lalu lintas di Jakarta saat ini sudah mirip dengan yang terjadi pada 2019 lalu. Di mana, saat itu indeks kemacetannya mencapai 53 persen.

Di satu sisi, Presiden Joko Widodo pada hari ini menyoroti kemacetan di kota-kota besar. Jokowi mengatakan kemacetan saat ini tidak hanya terjadi di Jakarta, namun juga di kota-kota besar lain di luar Jakarta, seperti Medan, Bandung, Surabaya, dan Makassar.

Oleh karena itu, dia selalu mendorong masyarakat menggunakan transportasi massal, baik itu bus antarkota, bus antarpulau, maupun transportasi massal lainnya.

"Kami harapkan kota-kota besar di luar Jakarta harus mulai berpikir ke arah LRT, MRT dan moda transportasi massal yang lainnya. Kalau tidak, keduluan macet, jalan tidak bisa dilebarkan, akhirnya semua orang akan sangat tergantung pada yang namanya kendaraan pribadi," ujar Jokowi saat meresmikan Terminal Amplas dan Terminal Tanjung Pinggir Medan.