Bagikan:

JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) Erwin Aksa Mahmud menyebut perjanjian antara Anies Baswedan dan Sandiaga Uno dalam Pilkada DKI 20117 diinisiasi atau diusulkan Jusuf Kalla (JK).

Erwin menyebut, perjanjian antara Anies dan Sandiaga atas kemauan dan masukan dari Jusuf Kalla yang saat itu masih menjabat sebagai wakil presiden bersama Joko Widodo (Jokowi) sebagai presiden.

Saat itu Jusuf Kalla memberikan masukan untuk membuat perjanjian, sama halnya dirinya membuat perjanjian dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Pilpres  periode 2004 hingga 2009.

Isi perjanjian itu, lanjut Erwin menyangkut peran dan tanggung jawab SBY sebagai presiden dan JK sebagai wakil presiden.

"Ini (perjanjian Anies Sandi) juga atas kemauan pak JK, Pak JK punya perjanjian dengan pak SBY pada Pilpres 2004 sampai 2009. Saat itu, pak SBY kerja apa, pak JK kerja apa," papar Erwin yang mempersilakan Voi.id mengukip dari kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored.  

"Bikin aja perjanjian sama, seperti saya dengan pak SBY. Pak SBY presiden dan JK sebagai wapres. Pak JK sendiri yang menasehati kita kok," sambung Erwin.

Selanjut, Erwin mengklaim ikut menyusun draf isi perjanjian yang selanjutnya dibuat oleh Rikrik Rizkiyana selaku pengacara Sandi saat itu.

"Intinya kalau tidak salah perjanjian utang piutang barangkali ya, yang pasti yang punya duit memberikan utang kepada yang tidak punya duit, kira-kira begitu...Karena yang punya likuiditas itu Pak Sandi, kemudian memberikan pinjaman ke Pak Anies karena putaran pertama, ya namanya lagi tertatih-tatih," jelas Erwin.

Perjanjian itu pertama kali diungkap Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Sandiaga Uno namun, belakangan Sandi enggan membeberkan kembali terkait perjanjian itu.

Ditemui di acara Perayaan Puncak 1 Abad NU, Sandiaga mengaku lebih konsen kepada amanatnya sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

"Setelah saya salat istikharah, setelah saya menimbang konsultasi dengan keluarga, saya tidak ingin melanjutkan pembicaraan mengenai ini," kata Sandiaga kepada wartawan di Jawa Timur, Selasa, 7 Februari.

Sandiaga menyerahkan kepada siapapun yang mengetahui untuk bicara. Sandiaga memilih fokus untuk bekerja dan mempersiapkan kontestasi Pemilu 2024 yang tinggal sebentar lagi.

"Saya ingin fokus pada menatap masa depan, kontestasi demokrasi tinggal sebentar lagi. Mari kita tatap masa depan dengan rasa rasa suka cita gembira dan persatuan dan kesatuan bangsa kita," sambung Sandiaga.