Pembangunan PLTN Akkuyu Kerja Sama Turki-Rusia Tidak Terimbas Gempa Bumi
Proyek pembangunnan PLTN Akkuyu. (Sumber: Akkuyu Nuclear Joint Stock Company via IAEA)

Bagikan:

JAKARTA - Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) pertama Turki yang dinamai Akkuyu dan sedang dalam proses pembangunan di wilayah selatan, tidak mengalami kerusakan akibat gempa bumi yang mengguncang wilayah itu pada Senin pagi, kata para pejabat.

"Para ahli kami tidak mendeteksi adanya kerusakan pada bangunan, peralatan atau derek di lapangan. Pekerjaan konstruksi dan perakitan terus berlanjut," kata Anastasia Zoteeva, kepala perusahaan proyek PLTN Akkuyu, menambahkan bahwa gempa dirasakan dengan kekuatan sekitar 3 SR di wilayah di Mersin, tempat pabrik sedang dibangun, dilansir dari Daily Sabah 7 Februari.

Menurut Zoteeva, unit pertahanan sipil negara dan perlindungan darurat bekerja sama dengan unit darurat pembangkit, disiagakan untuk mengirim peralatan dan personel ke wilayah tersebut.

"Namun demikian, kami melakukan tindakan diagnostik ekstensif, untuk memastikan bahwa operasi konstruksi dan instalasi dapat berlanjut dengan aman," kata kantor berita RIA mengutip ucapannya.

Akkuyu di pantai Mediterania Turki akan menjadi pembangkit listrik bertenaga nuklir pertama di negara itu. Pembangkit tersebut, diperkirakan memiliki kapasitas terpasang 4.800 megawatt dan empat reaktor, akan mulai memproduksi listrik akhir tahun ini.

ground breaking pltn akkuyu
Presiden Erdogan bersama Presiden Putin saat ground breaking PLTN Akkuyu. (Wikimedia Commons/Пресс-служба Президента Российской Федерации)

Pembangunan reaktor Akkuyu 1 yang digarap Turki bersama Rusia dimulai dengan ground breaking oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan bersama Presiden Vladimir Putin pada tahun 2018. Dua tahun kemudian, pembangunan reaktor Akkuyu 2 dimulai. Proyek tersebut ditargetkan selesai pada tahun 2026.

Mengutip Bloomberg 29 Juli 2022, proyek tersebut telah menerima pembiayaan dari pemberi pinjaman terbesar Rusia, Sberbank PJSC, yang telah mendapat sanksi dari AS dan Uni Eropa, dan juga dari Sovcombank, yang juga mendapat sanksi imbas invasi ke Ukraina. Tahun lalu, perusahaan milik negara Rusia, Rosatom, menginvestasikan dana 20 miliar dolar AS untuk anak perusahaan yang menggarap proyek tersebut.

Proyek tersebut dianggap penting bagi Turki jika untuk memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat, dijadwalkan untuk memenuhi 10 persen dari permintaan listrik domestik negara itu setelah keempat reaktor beroperasi.

Rusia dan Turki memiliki hubungan ekonomi selama beberapa dekade, dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah berhati-hati untuk tidak mengasingkan Kremlin sejak pasukan Rusia menginvasi Ukraina.

Diketahui, gempa berkekuatan 7,7 melanda pada pukul 04:17 pagi waktu setempat di provinsi selatan Kahramanmaraş, Turki, menurut Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat (AFAD) menyebabkan lebih dari 3.000 orang meninggal dan belasan ribu lainnya luka-luka di Turki dan Suriah.