Setelah Diasingkan, Uskup Agung Belarusia Ajukan Pengunduran Diri ke Paus Fransiskus
Tadeusz Kondrusiewicz (Sumber: Wikimedia Commons)

Bagikan:

JAKARTA - Paus Fransiskus menerima pengunduran diri Kepala Gereja Katolik di Belarusia, Uskup Agung Tadeusz Kondrusiewicz. Kondrusiewicz menghabiskan waktu di pengasingan tahun lalu setelah membuat marah Presiden Belarusia Alexander Lukashenko.

Mengutip Reuters, Senin 4 Januari 2021, Kondrusiewicz berusia 75 tahun pada Minggu 3 Januari 2021, usia di mana uskup diharuskan untuk menyerahkan surat pengunduran diri kepada paus, yang kemudian dia putuskan apakah akan menerimanya. Sangat tidak biasa bagi paus untuk menerima pengunduran diri seorang uskup tepat pada hari ulang tahunnya yang ke-75 dan terlebih lagi mengumumkannya pada Minggu.

Cepatnya pengunduran diri itu diterima kemungkinan untuk menyelematkan muka kedua belah pihak yang ditemukan dalam negosiasi antara Vatikan dan pemerintah Belarusia agar Kondrusiewicz dapat kembali dari pengasingan. Kabar itu bersumber dari seorang diplomat di Roma.

Uskup biasanya tetap menjalankan tugasnya selama berbulan-bulan dan terkadang bertahun-tahun setelah mereka secara resmi menyerahkan pernyataan pengunduran diri mereka. Khususnya di wilayah konflik atau dalam posisi yang sulit, mereka sering tetap mengemban tugasnya sampai penggantinya ditunjuk.

Namun Vatikan dengan cepat mengumumkan pengunduran diri tersebut. Pihak Vatikan mengatakan Kazimierz Wielikosielec, seorang uskup pembantu Keuskupan Pinsk di Belarusia bagian barat, akan bertindak sebagai Administrator Apostolik sampai seorang uskup agung baru diangkat di Minsk.

Berselisih dengan presiden 

Sebelumnya, Kondrusiewicz sempat membuat marah Presiden Belarusia Alexander Lukashenko dengan membela hak-hak pengunjuk rasa anti-pemerintah. Para pengunjuk rasa mulai menyerukan pengunduran diri presiden setelah pemilihan yang disengketakan pada 9 Agustus 2020.

Uskup Agung lalu ditolak masuk ke Belarusia pada bulan yang sama sekembalinya dari sebuah upacara di negara tetangga, Polandia. Hal itu menyebabkan ketegangan antara Gereja dan pemerintah. Vatikan mengirim utusan khusus untuk bernegosiasi atas nama Kondrusiewicz, dengan para diplomat bekerja selama hampir lima bulan untuk mengamankan kepulangan Uskup Agung.

Lukashenko, yang telah menjabat sebagai presiden Belarusia sejak posisi itu dibuat pada 1994, menyatakan bahwa Kondrusiewicz mungkin memiliki kewarganegaraan lebih dari satu negara. Klaim tersebut segera dibantah oleh Kondrusiewicz. 

Sang uskup agung kembali ke Belarusia pada 24 Desember, ketika umat Kristen tengah merayakan Malam Natal. Otoritas Belarusia mengizinkannya kembali ke negara itu untuk merayakan Natal atas permintaan Paus Fransiskus. 

“Tantangan pandemi COVID-19 dan krisis sosial-politik memanggil kita untuk kembali ke religiusitas sejati, yang menunjukkan bahwa kita diciptakan untuk sesuatu yang lebih dari sekadar mengurus urusan dan kesenangan duniawi,” kata Uskup Agung Kondrusiewicz pada 24 Desember.

“Pintu-pintu bekas Uni Soviet, di mana ateisme militan telah berlaku selama tiga generasi, telah terbuka bagi Kristus. Kami mendapat kebebasan, termasuk agama. Sayangnya, kita segera lupa bahwa kebebasan bukan hanya hadiah, tetapi juga tanggung jawab,” katanya, menurut situs web Gereja Katolik di Belarusia.

Orang Belarusia sangat menganut agama Kristen Ortodoks. Tetapi negara itu memiliki minoritas Katolik yang menjalankan ritus Romawi yang umumnya ada di Polandia atau ritus Timur yang ditemukan di Ukraina.