Wuhan yang Tahun Lalu Hadapi Wabah COVID-19, Kini Sudah Bisa Rayakan Tahun Baru
Ilustrasi perayaan Tahun Baru (Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Kerumunan warga Wuhan, China turun ke jalan di tengah kota untuk merayakan pergantian tahun malam tadi. Mereka menyambut 2021 dengan gegap gempita, seperti sudah melupakan bahwa tahun lalu kotanya menjadi pusat pandemi COVID-19. Wuhan menjadi kota pertama yang harus melakukan kuncitara akibat penyebaran COVID-19 antara akhir Januari dan awal April.

Sesuai tradisi, ratusan orang berkumpul di depan gedung tua Hankow Customs House, salah satu tempat Malam Tahun Baru yang populer di Wuhan. Ketika jam tua gedung menunjukkan waktu tengah malam, banyak orang melepaskan balon ke udara, bersorak dan meneriakkan "selamat tahun baru."

“Saya sangat sangat bahagia,” kata turis bernama Yang Wenxuan. “Ini pertama kalinya saya di Wuhan. Tapi itu (hitungan mundur) sangat spektakuler."

“Saya harap saya berhasil memperoleh gelar sarjana saya dan saya berharap dapat menemukan pacar,” tambah Yang.

Menurut laporan Reuters, Jumat 1 Januari 2021, ada banyak polisi dan kontrol massa yang ketat. Beberapa personel keamanan terlihat menegur beberapa orang yang tidak menggunakan masker. Namun acara hitungan mundur tahun baru tampaknya berjalan dengan lancar.

Wuhan merayakan tahun baru tepat 12 bulan setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pertama kali menerima kabar kasus pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya. Penyakit pneumonia tersebut kemudian dikenal sebagai wabah COVID-19 pertama di dunia. 

Pada 3 Januari 2020, total 44 pasien dengan pneumonia dengan etiologi yang tidak diketahui dilaporkan ke WHO oleh otoritas nasional di China. Dari 44 kasus yang dilaporkan, 11 orang sakit parah, sedangkan 33 pasien sisanya dalam kondisi stabil. Menurut laporan media, pasar yang bersangkutan di Wuhan ditutup pada 1 Januari 2020 untuk sanitasi lingkungan dan disinfeksi.

Otoritas nasional melaporkan bahwa semua pasien diisolasi dan menerima perawatan di institusi medis Wuhan. Tanda dan gejala klinis utamanya adalah demam, dengan beberapa pasien mengalami kesulitan bernapas, dan foto rontgen dada menunjukkan lesi invasif pada kedua paru. Setahun berlalu, ahli WHO dijadwalkan akan berada di China pada Januari 2021 untuk menyelidiki asal mula pandemi.

Wuhan bebas COVID-19

Daerah Wuhan sebagian besar telah bebas virus corona selama berbulan-bulan. Dalam beberapa hari terakhir telah memvaksinasi beberapa kelompok tertentu dari populasi lokal. 

Tetapi peningkatan kecil kasus COVID-19 baru-baru ini di berbagai kota di China, termasuk Beijing, mengingatkan orang-orang di Wuhan bahwa pandemi belum berakhir. Mereka lantas sedikit meningkatkan kewaspadaannya.

"Saya berharap pada 2021 semuanya berjalan baik di negara ini dan Wuhan dapat kembali normal dan saya berharap dunia dapat segera mengalahkan pandemi," kata warga Wuhan, Anson Yang.

Pria berusia 25 tahun, yang bekerja di sektor perdagangan internasional itu, mengatakan penghasilannya terpukul keras pada 2020. Dia mengetahui banyak bisnis di Wuhan yang belum kembali ke level perdagangan normal. 

Beberapa pelajar juga menyampaikan harapan agar pandemi ini berakhir. Sehingga mereka dapat melanjutkan studi tatap muka.