Bagikan:

JAKARTA - Polisi Jepang mengejar seseorang yang mengirimkan ancaman bom dan pembunuhan ke ratusan sekolah. Evakuasi dan penutupan sekolah pun terpaksa dilakukan.

Dilansir dari BBC, Kamis 26 Januari, ancaman itu dikirim melalui faks ke sekolah menengah dan universitas awal pekan ini dari nomor yang terdaftar di Tokyo.

Setelah penelusuran, polisi memastikan tidak ada bahan peledak yang ditemukan di gedung-gedung sekolah. Tidak ada juga laporan penyerangan terhadap siswa dan staf.

Ancaman bom jarang terjadi di Jepang, yang terkenal dengan tingkat kejahatannya yang rendah.

Gelombang pertama pesan dimulai pada hari Senin, menjangkau sekolah dan universitas di seluruh negeri. Bahkan di satu prefektur, Saitama, lebih dari 170 sekolah mendapat ancaman bom.

Media lokal melaporkan bahwa satu pesan mengklaim bahwa lebih dari 330 bom telah dipasang, sementara yang lain berbunyi: "Saya menanam bom besar."

Ilustrasi polisi di Jepang (Photo by Adrien Bruneau on Unsplash)

Beberapa laporan mengatakan pesan tersebut meminta uang tebusan mulai dari 300.000 yen hingga 3 juta yen.

Pada hari Selasa, pesan yang mengancam akan membunuh siswa dan guru dengan senjata rakitan dikirim dari nomor yang sama ke sekolah menengah di berbagai prefektur termasuk Osaka, serta Saitama dan Ibaraki di dekat Tokyo.

Ancaman tersebut membuat banyak sekolah di Jepang ditutup sebagai tindakan pencegahan, meskipun sebagian besar telah dibuka kembali pada hari Kamis.