Dalami Ketakutan TKW Asal Cianjur, Mahfud MD Sarankan Polri Pakai Teknologi <i>Face Recognition</i>
Penumpang memindai wajahnya di mesin face recognition atau alat pengenal wajah di Bandara Soetta pada November 2021. (Antara-Muhammad Iqbal)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Politik, hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyarankan Polri memanfaatkan teknologi face recognition atau alat pengenal wajah untuk mendalami kasus tenaga kerja wanita (TKW) asal Cianjur mengaku mendapat perlakuan tak mengenakan dari majikannya.

Teknologi itu bisa digunakan untuk mendalami lebih jauh identitas TKW bernama Siti Kurmeisah yang dalam potongan video memohon untuk dibantu pulang ke Tanah Air tersebut. Pasalnya Siti tidak menyebutkan di mana negara lokasinya bekerja.

"Negara tempatnya bekerja tak disebut sehingga kita belum tahu kemana harus mencarinya," tulis Mahfud dalam akun Twitternya, @mohmahfudmd, Kamis 26 Januari.

Mahfud pun meminta Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) untuk ikut mendalami kasus yang dihadapi Siti ini. Upaya itu bisa dari pengusutan perusahaan yang membawa Siti menjadi TKW di luar negeri.

Dalam video yang beredar, Siti yang disebut Mahfud dihantui rasa takut menyebutkan nama perusahaan itu PT Putra Timur Mandiri (PTM).

Untuk menambah data agar pengusutan masalah pekerja imigran Indonesia (PMI) ini berjalan lancar, Mahfud berharap Polri dan Kemenaker berkolaborasi. Utamanya dalam pemanfaatan tekonologi yang telah disebutkannya.

"Tapi nama PT yang mengerahkan tenaga kerja ada disebut. Kemenaker bisa mulai dari sana. Alat lacak dengan face recognition milik @CCICPolri bisa menemukan identitas TKW tsb. cc @PolriBareskrim," ujar Mahfud.

Dalam video yang diunggah Siti kemudian beredar di media sosial, ia meminta agar Pemerintah Indonesia membantunya untuk pulang. Dengan suara lirih, Siti mengaku tidak mendapat perlakuan semena-mena dari majikan dan anak-anak mereka. Bahkan terkait apa yang dimakan Siti sehari-hari.

"Buat pemerintah Indonesia tolong bantu saya. Saya mau pulang ke Indonesia. Yang memberangkatkan saya PT PTM, Putra Timur Mandiri. Saya mau pulang ke Indonesia tolong bantu saya. Saya di sini difitnah terus sama anak-anak majikan saya, dan saya selalu disalahkan terus sama majikan saya. Saya makan ini itu selalu engga boleh sama majikan saya. Mohon bantu saya, pulang ke Indonesia. Saya mohon terima kasih," kata Siti dalam video yang diretweet akun Twitter Mahfud MD.