JAKARTA - Perusahaan milik keluarga Bakrie, PT Intermedia Capital Tbk (MDIA) menyatakan siap untuk mengoptimalkan transformasi digital di 2021. Hal tersebut demi beradaptasi dengan tren digitalisasi yang terus berkembang di Tanah Air.
Direktur Utama MDIA, Arief Yahya mengatakan, pandemi COVID-19 juga turut mendorong langkah perusahaan untuk memantapkan diri melaju dalam digitalisasi. Pandemi COVID-19 memang mengharuskan berbagai macam aktivitas dilakukan melalui platform daring guna memutus mata rantai penyebaran virus tersbeut.
Arief Yahya, yang merupakan mantan Menteri Pariwisata ini menilai industri media menjadi salah satu industri paling terdampak oleh transformasi digital. Namun demikian, dirinya merasa juga perlu beradaptasi dan mengoptimalkan digitalisasi.
"Transformasi digital mau tidak mau atau suka tidak suka akan terus tumbuh dan berkembang seiring tingginya permintaan. Kita tidak bisa menyatakan kalau saya tidak suka Netflix lalu mereka tidak tumbuh. Tiktok akan tetap tumbuh dan Youtube akan tetap tumbuh. Mereka akan tumbuh sebagaimana tuntutan permintaannya terutama dari milenial," kata Arief dalam paparan publik secara daring, Rabu 30 Desember.
Direktur MDIA Ahmad Zulfikar menambahkan, pandemi COVID-19 telah memberikan tekanan termasuk kepada media-media yang berada di bawah naungan MDIA. Apalagi menurutnya, saat penerapan PSBB ketat di awal pandemi.
Ahmad mengatkan, pandemi memang cukup memukul pendapatan perusahaan. Namun pihaknya mengakali dengan melakukan beberapa efisiensi dari sisi program dan penyiaran dan dari sisi beban umum dan administrasi agar dapat mengimbangi pengeluaran untuk operasional.
BACA JUGA:
"Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) kami tumbuh 70,2 persen di sembilan bulan pertama 2020. Dari Rp89,8 miliar di sembilan bulan pertama 2019, menjadi Rp152,9 miliar di kuartal III 2020," jelasnya.
Salah satu media yang ada di bawah naungan MDIA yakni, PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) mencatat EBITDA di sembilan bulan pertama 2020 sebesar Rp39,2 miliar atau turun sebanyak 39,1 persen dibandingkan dengan sembilan bulan pertama 2019.
Direktur Visi Media Asia M Sahid Mahudie menjelaskan, pihaknya sudah siap untuk menatap tantangan di 2021. Pihaknya bakal mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp100 miliar di 2021.
"Tahun depan adalah tahun perbaikan. Kami juga akan fokus untuk bagaimana mengembalikan posisi seperti semula. Belanja modal difokuskan kepada pembangunan infrastruktur," tuturnya.