JAKARTA - Presiden Joko Widodo kaget dan terkesan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono bisa melanjutkan pembangunan Sodetan Ciliwung yang mangkrak bertahun-tahun.
Merespons hal ini, Sekretaris Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta William Aditya Sarana memandang kondisi tersebut menunjukkan bahwa Heru memiliki niat untuk menanggulangi banjir Jakarta. Berbeda dengan Anies Baswedan saat menjabat Gubernur DKI, menurut William.
"Pujian Presiden tersebut jadi bukti Pj Heru Budi punya niat kuat menyelesaikan masalah banjir di Jakarta. Di zaman Anies Baswedan tidak ada niat politik kuat untuk melakukan itu. Alhasil mangkrak bertahun-tahun," kata William kepada wartawan, Rabu, 25 Januari.
Dari kondisi ini, Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta tersebut berujar, dari triliunan rupiah anggaran yang dikeluarkan, jika tidak ada niat politik yang kuat, semuanya tidak akan berdampak apapun.
"Ini jadi bahan pelajaran kita bersama, juga bagi warga DKI agar tidak salah dalam memilih pemimpin," ucap William.
William pun berharap semua stakeholder untuk turut serta membantu dan memudahkan pelaksanaan pembangunan Sodetan Ciliwung dan sejumlah kebijakan untuk menyelesaikan persoalan banjir di Jakarta.
"Semua pemangku kepentingan mestinya bersatu padu agar proses pembangunan sodetan juga program penyelesaian banjir lainnya cepat terlaksana, dan dampaknya bisa langsung dirasakan warga," ucapnya.
BACA JUGA:
Kemarin, Presiden Jokowi meninjau pembangunan Sodetan Ciliwung pada sisi outlet Kebon Nanas, Jatinegara, Jakarta Timur.
Jokowi mengaku kaget pengerjaan Sodetan Ciliwung yang sempat mangkrak selama 6 tahun bisa langsung dilanjutkan oleh Heru. Setelah Heru menjabat, Pemprov DKI langsung melakukan pembebasan lahan sejumlah bidang permukiman warga yang menjadi area outlet sodetan.
"Sodetan Ciliwung yang sudah berhenti 6 tahun ini kemarin satu setengah bulan telah dibebaskan lahan di sini, sehingga bisa dimulai lagi pengeborannya dan kita harapkan nanti di April insyaallah sudah selesai," kata Jokowi di lokasi.
Jokowi menguraikan, gorong-gorong raksasa sepanjang 1,3 kilometer ini, ketika beroperasi, bisa mengurangi debit air 33 meter kubik per detik pada aliran Kali Ciliwung untuk dialihkan ke Banjir Kanal Timur (BKT).
"Kemudian kalau pada (status) Siaga 1 (alirannya bisa mencapai) 63 meter kubik per detik. Gede sekali. Itu sangat kalo nanti sudah berfungsi sangat mengurangi banjir yang ada di Jakarta," urai Jokowi.
Sementara itu, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono bersyukur Heru bisa melanjutkan berbagai program pengendalian banjir Jakarta yang sempat terhenti.
Berbagai langkah yang dilakukan untuk mengatasi banjir yang dimaksud Basuki adalah normalisasi kali, pembangunan sodetan, pembangunan waduk, hingga pemasangan pompa-pompa.
"Sekarang alhamdulillah ada Pak Heru, ini (upaya mengatasi banjir di Jakarta) mulai dikerjakan lagi. Pasti banyak berkurang, bukan bebas banjir, tapi pasti banyak berkurang dari hulu, tengah, hilir," ungkap Basuki.
"Kalau itu konsisten dilakukan dari dulu, pasti sudah berkurang. Yang masalahnya tadi kan enam tahun enggak diapa-apain, normalisasi enggak diapa-apain, sodetan enggak diapa-apain," lanjutnya.