BPOM: Uji Klinis Vaksin COVID-19 untuk Lansia Dilakukan
Ilustrasi/Unsplash

Bagikan:

JAKARTA - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) membuka peluang besar bagi masyarakat lanjut usia (lansia) untuk mendapat vaksinasi COVID-19. 

Kepala BPOM Penny Lukito menyebut, saat ini uji klinis fase dua khusus untuk lansia tengah dilakukan. Vaksin tersebut merupakan Sinovac yang berasal dari China.

"Vaksin ini sekarang sedang dilakukan fase dua untuk lansia. Kita menunggu data tersebut yang sedang dilakukan di Brazil dan di China sendiri, ada fase 2," kata Penny dalam konferensi pers virtual, Rabu, 30 Desember.

Penny mengatakan, bila BPOM telah menerima hasil uji klinis fase 2 dan 3 dari kedua negara tersebut, BPOM akan melakukan analisis sendiri. Jika hasil analisis menunjukan bahwa vaksin Sinovac aman untuk lansia, maka izin kedaruratan akan dikeluarkan. 

"Nanti kalau ini sudah menunjukan data yang aman, nanti akan keluar Emergency Use Authorization (EUA) khusus untuk periode umur yang lain dalam hal ini lansia. Kalau sudah ada, nanti tentunya bisa diberikan ke lansia," jelas Penny.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah akan melakukan pemberian vaksin COVID-19 kepada masyarakat secara bertahap dan dimulai dari tenaga kesehatan lebih dulu.

"Tahap yang pertama yang akan dilakukan adalah vaksinasi ke tenaga atau ke petugas kesehatan. Di Indonesia ini ada 1,3 juta orang di 34 provinsi. Rencananya akan dilakukan dalam rentang waktu satu sampai tiga bulan," kata Budi.

Pada tahap kedua vaksin akan diberikan kepada petugas publik yang jumlahnya mencapai 17,4 juta orang.

Berikutnya vaksinasi COVID-19 ini akan diberikan kepada masyarakat dengan rentang usia di atas 60 tahun atau lansia yang jumlahnya mencapai 21,5 juta dan terakhir, barulah vaksin akan diberikan bagi masyarakat umum.

Hanya saja, terkait vaksin untuk lansia, kata dia, memang masih perlu waktu untuk memberlakukannya. Apalagi saat ini, uji klinis tahap ketiga terhadap vaksin COVID-19 dari Sinovac di Bandung hanya dilakukan kepada masyarakat dengan rentang usia 18-59 tahun.

Namun, dia memaparkan saat ini Sinovac juga tengah sedang melakukan uji klinis pemberian vaksin terhadap kelompok usia di atas 60 tahun di Turki dan Brasil.

Untuk menetapkan lebih lanjut masuk atau tidaknya kelompok lansia dalam prioritas penerima vaksin, pihaknya akan melakukan pembicaraan lebih lanjut dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk melakukan koordinasi sebelum keputusan akhir diambil.

"Sesudah ada konfirmasi dari BPOM bahwa vaksin ini bisa digunakan lansia, masuk (vaksinasi, red) ke lansia," tegasnya.