JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno membeberkan tiga gagasan besarnya. Proyeksi gagasan untuk bangsa Indonesia ke depan.
Pertama, Sandiaga menilai Indonesia harus menghadirkan ekonomi yang adil bagi seluruh rakyat. Ia menegaskan problematika biaya hidup menjadi beban ekonomi tersendiri yang sedang dihadapi masyarakat.
"Biaya hidup ini sekarang sangat membebani, terutama kemandirian pangan dan energi kita. Bagaimana ibu-ibu sekarang (menghadapi) harga beras mulai naik, kadang-kadang cabai atau telur dan sebagainya di musim-musim tertentu. Sedangkan petaninya tidak sejahtera," kata Sandiaga Uno, Sabtu 21 Januari.
Sandiaga Uno menyinggung gagasan besarnya yang kedua yakni solusi untuk lapangan kerja. Dia mengaku miris saat kunjungan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim yang membahas masalah tenaga kerja.
"Kenapa jutaan rakyat kita harus mengadu nasib di luar negeri, padahal peluangnya luar biasa di sini jika kembangkan dan kita ciptakan lapangan kerja melalui peluang usaha yang besar," jelas Sandiaga Uno.
Sandiaga Uno melihat, jika Indonesia mau fokus memihak pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
"UMKM itu dapat menciptakan 97 persen tenaga kerja untuk kita," kata Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra ini.
Sementara yang ketiga, gagasan besar Sandiaga Uno adalah bagaimana Pemerintahan Indonesia yang bersih. Ia memandang persoalan tersebut sebagai isu utama yang perlu disempurnakan ke depannya.
"Narasi kita sudah baik sekarang dan harus kita terus perbaiki serta dipercepat agar bagaimana ke depan politik kita ini betul-betul politik yang mengusung transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, serta bagaimana seseorang yang dipilih itu benar-benar amanah," tutur Sandiaga Uno.
BACA JUGA:
Lebih lanjut, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini juga melihat perlunya pembenahan politik di masa depan lantaran banyaknya benturan kepentingan antara pengusaha dan penguasa.
"Tentunya ini akan kita benahi ke depan guna memastikan pemerintahan yang bersih," tegasnya.
Sandiaga juga menyebutkan perlunya investasi pembangunan di bidang lainnya seperti pendidikan dan kesehatan. Baginya, menuju Indonesia Emas di 2045 sebaiknya dipercepat.
"Masa kita harus nunggu 2045 untuk menjadi negara maju, kalau bisa dipercepat kan lebih baik," pungkasnya.