Kebakaran Lahan Gambut di Natuna Meluas, BPBD: 300 Hektare untuk Sore Ini
Kebakaran lahan di sepanjang jalan Batubi - Kelarik (Semala) Natuna, Kepri, Selasa (16/1/2023). (ANTARA/Cherman)

Bagikan:

NATUNA - Kebakaran lahan gambut di Natuna semakin meluas hingga ratusan hektare. Hal itu berdasarkan pantauan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri), Kamis 19 Januari sore.

"Tadi kita bersama PUPR telah melakukan pemantauan melalui udara menggunakan drone, tidak kurang dari 300 hektare, untuk data pastinya kita lihat besok, hasil dari pemetaan sore ini," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Natuna, Zulheppy, di Ranai, Natuna, Kamis 19 Januari, disitat Antara.

Menurutnya, hasil pemantauan memang sudah tidak terlihat kobaran api besar seperti yang terjadi sebelumnya, namun luas jangkauan sebaran asap semakin meluas.

"Api besar sudah berkurang, tetapi asap di dalam lahan gambut terus merambat meluas hingga mendekat ke Batubi," katanya.

Ia mengatakan, kebakaran menghanguskan lahan pada sisi kiri dan kanan jalan lintas Batubi-Kelarik (Semala) sulit dipadamkan karena tidak bisa terjangkau oleh petugas kebakaran.

"Ini sulit, dan kita perkirakan dampaknya sangat luas, karena tidak terjangkau, jauh ke dalam, terus ke belakang sana, untuk sisi sebelah kiri apinya terhenti karena ada rawa, sisi kanan menuju Desa Gunung Putri asap terus menjalar," ujarnya.

Ia berharap, hujan segera turun agar api dalam sekam pada lahan gambut tersebut cepat padam dan tidak masuk di kawasan pertanian milik warga sekitar.

"Tadi sudah ada hujan sedikit, tetapi belum padam sepenuhnya," tuturnya.

Ia juga mengimbau kepada warga tidak melakukan pembakaran lahan saat cuaca panas, mencegah lebih baik karena melakukan pemadaman pada lahan gambut seperti itu sulit dilakukan.

Sebelumnya, berdasarkan data Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Natuna telah terjadi kebakaran lahan pada beberapa lokasi yang berbeda selama lima hari terakhir di Pulau Natuna besar sejak Minggu, 15 Januari.

Terjadi di Bunguran Selatan, Bunguran Utara dan Bunguran Timur Laut, ketiganya merupakan lahan kosong dan satu kejadian di Bunguran Timur pada lahan milik warga di daerah Puak.