Bagikan:

JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Golkar Melchias Markus Mekeng mengatakan,  keputusan Gubernur Ridwan Kamil (RK) bergabung ke partainya bukan suatu hal yang tiba-tiba.

Sebab kata dia, partai cukup lama menunggu keputusan mantan wali kota Bandung itu untuk melabuhkan hatinya ke Golkar. 

"Partai Golkar pasti sangat bergembira karena ada seorang tokoh di Jabar yang pemilihnya besar, bergabung ke Golkar. Karena RK kan orang yang memegang dua asas, orang yang tau diri dan orang yang rasional, jadi keputusan dia masuk Golkar bulan ujug-ujug, ini sudah berproses dan pada akhirnya mungkin setelah dia berkontemplasi, berdiskusi dengan para tokoh akhirnya dia putuskan masuk partai Golkar ya kita senang," ujar Mekeng di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta, Rabu, 18 Januari. 

Dia berharap, RK bisa membawa kemenangan bagi Golkar di Jawa Barat pada Pemilu 2024 mendatang. Diketahui, saat ini RK menjabat sebagai Waketum bidang Penggalangan Pemilih dan Pemenangan Pemilu DPP Golkar. 

"Mudah mudahan setelah dia masuk Golkar, dia bekerja untuk partai Golkar dan Golkar kembali jaya di Jabar," sambungnya. 

Meski elektabilitas Ridwan Kamil lebih tinggi daripada Airlangga, namun Mekeng memastikan keputusan Munaslub untuk mencalonkan Ketum tidak akan berubah. 

"Golkar sudah putus Munasnya pak Airlangga, enggak mungkin dirubah kecuali ada Munaslub," katanya. 

"Untuk membuat Munaslub kan ada prasyarat yang harus dilalui, jadi agak susah. Tadi kan pak RK udah bilang dia ikut fatsun," tambahnya. 

Pun soal kemungkinan Airlangga berduet dengan RK di Pilpres 2024. Mekeng bilang, wacana tersebut dirasa tidak mungkin. Sebab Golkar harus membicarakannya dengan parpol-parpol mitra koalisi di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).  

"Belum, lagi kan kita enggak bisa calonkan diri sendiri harus nunggu koalisi kan, jadi enggak mungkin," katanya. 

 

Mekeng menambahkan, usai bergabungnya RK ke Golkar hari ini, partainya menargetkan bisa kembali merebut lumbung suara di Jabar seperti dulu. Diketahui, saat ini Kabar dikuasi oleh Partai Gerindra. 

"Kalau bisa kembali ke jaman dulu Golkar, Jabar jadi lumbung partai Golkar ya harus kembalikan ke sini tapi harus kerja keras," pungkasnya.