Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengenang saat dirinya berjalan menyusuri pantai bersama sang ayah, Presiden pertama RI Soekarno atau Bung Karno.

Momen ini terjadi puluhan tahun silam, saat dia mencari lokasi yang tepat untuk membangun hotel milik negara Hotel Inna Bali Beach.

Cerita ini disampaikannya saat menghadiri peresmian Renovasi dan Revitalisasi Grand Inna Bali Beach serta Penjelasan dan Presentasi Pembangunan Rumah Sakit Mayo dan Kebun Tanaman Obat pada hari ini, Senin, 16 Januari.

Megawati hadir didampingi oleh Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto. Selain itu, hadir juga Kepala BRIN Laksana Tri Handoko, Gubernur Bali I Wayan Koster dan Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta.

Dalam pidatonya, Megawati bercerita tentang sejarah Grand Inna Bali Beach Hotel di Sanur. Bersama kakaknya, Guntur Soekarnoputra, Megawati diajak Bung Karno mencari lokasi yang tepat untuk membangun hotel tersebut.

Hingga akhirnya, Bung Karno memutuskan hotel itu dibangun di Sanur. Penyebabnya, kata Megawati, ayahnya menyukai Bali karena keindahan dan harmoninya.

Bahkan, saking menyukai Bali dia membangun Istana Tampak Siring di Pulau Dewata. Ini merupakan bangunan istana pertama yang dibangun pemerintah.

"Kalau mau hidup disini, dibikinlah Istana Tampak Siring. Satu-satunya di republik ini, istana yang dibangun oleh bangsa Indonesia sendiri. Yang lainnya adalah yang disebut istana itu dulu dibangun di zaman Belanda," kata Megawati dalam keterangan tertulisnya, Senin, 16 Januari.

Kembali ke Grand Inna Bali Beach Hotel, Megawati bilang pekerjaan konstruksi dilaksanakan dengan melibatkan banyak seniman. Hanya saja, karya itu kemudian disembunyikan setelah Soekarno lengser dan digantikan oleh Presiden ke-2 RI Soeharto.

Sehingga, Megawati berharap renovasi terhadap hotel tersebut jangan sampai menyembunyikan karya para seniman. Pesan ini disampaikannya untuk Menteri BUMN Erick Thohir yang hadir di lokasi tersebut.

"Lucunya seniman bagus-bagus kerjanya gak boleh, malah diumpetin-umpetin. Ada juga itu di Hotel Indonesia disebut mozaic," ujar Presiden ke-5 RI itu.

"Maksud saya itu kan seni, itu kan harusnya diajarkan kembali. Tapi kok (Orde Baru, red) dulu enggak tahu urusan seni dianggap urusan politik. Jadi jangan kejadian lagi deh," sambung Megawati.

Erick juga diminta Megawati serius merenovasi hotel itu karena banyak sejarah di dalamnya. Termasuk, kamar Bung Karno yang aman dari peristiwa kebakaran pada 1993 silam.

"Pak Erick, tolong hotel ini dibangun kembali seperti dulu di jaman Bung Karno," tegasnya.

Tak hanya itu, Megawati minta renovasi Inna Grand Bali Beach Hotel diselaraskan dengan pembangunan rumah sakit berstandar internasional sekelas RS Mayo di Amerika Serikat serta pembangunan taman khusus dengan berbagai tanaman obat-obatan di lokasi yang sama.

Menjawab itu, Erick Thohir menjelaskan di kompleks hotel itu akan dibangun taman berisi tanaman obat lokal. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akan dilibatkan dalam prosesnya.

Sementara untuk pembangunan rumah sakit, Erick bercerita kerja sama akan dilakukan dengan klinik Mayo di AS sebagai rujukan kualitas. Diharapkan, hadirnya rumah sakit dan taman tanaman obat lokal bisa memberi dampak ekonomi di sekitar hotel tersebut.

Erick yakin bisa menjalankan pesan Megawati. "Insya Allah kami jaga. Pesan Bu Mega adalah jangan sampai BUMN tidak menjadi benteng nasional secara ekonomi," kata Erick di lokasi yang sama.

Erick masih ingat pesan dari Megawati ketika dirinya ditunjuk Presiden Jokowi menjadi menteri BUMN. Saat itu, kata dia, Megawati minta Erick belajar dari gurita.

"Seperti gurita. Gurita yang sehat bukan yang kakinya banyak. Yang sehat itu yang kepala besar, kaki sedikit," ujar Erick.

"Dan itulah kami lakukan, sejalan dengan transformasi yang kita lakukan, Kementerian BUMN dari Rp13 triliun sejak saya masuk, sekarang Rp125 triliun. Akhir tahun bisa di atas Rp200 triliun. Kontribusi kita pada negara tiha tahun terakhir pada COVID Rp1,198 triliun atau Rp68 triliun lebih tinggi sebelum COVID,” pungkasnya.