JAKARTA - Inggris meluncurkan uji coba pertama terapi sinar proton untuk pasien tertentu dengan kanker payudara.
Peneliti dari University of Cambridge akan menilai manfaat terapi, untuk pasien yang berisiko mengalami masalah jantung.
Uji coba ini akan membandingkan terapi – yang dapat menargetkan sinar radioterapi dengan lebih tepat – dengan radioterapi standar untuk pasien yang berisiko lebih besar mengalami masalah jantung jangka panjang setelah perawatan.
Ini akan membantu untuk menentukan apakah terapi sinar proton dapat membantu memberikan dosis radioterapi yang memadai ke jaringan payudara, sambil meminimalkan radiasi yang tidak tepat sasaran yang dikirim ke jantung.
Uji coba rencananya akan diikuti oleh sekitar 192 orang di 22 lokasi di Inggris.
Pasien akan dirawat dengan terapi sinar proton di The Christie NHS Foundation Trust di Manchester atau University College London Hospitals NHS Foundation Trust.
"Meskipun hanya sekelompok kecil orang yang terkena risiko masalah jantung yang lebih tinggi di kemudian hari, itu masih bisa menjadi masalah serius," kata Prof. Charlotte Coles dari Universitas Cambridge dan konsultan onkologi di Rumah Sakit Addenbrooke yang akan memimpin percobaan, melansir The National News 9 Januari
"Sebagian besar pasien yang diobati dengan radioterapi memiliki masa hidup sehat selama beberapa dekade ke depan. Kami perlu melakukan semua yang kami bisa untuk menghindari kemungkinan masalah jantung di masa depan yang terkait dengan pengobatan," lanjutnya.
"Radioterapi payudara standar benar-benar efektif untuk kebanyakan orang dengan efek samping yang sangat sedikit, tetapi ada sekelompok kecil pasien yang terapi sinar proton mungkin merupakan pilihan yang lebih baik," tandasnya.
Di Inggris, lebih dari 30.000 orang dengan kanker payudara menerima radioterapi setelah operasi sebagai bagian dari perawatan mereka setiap tahunnya.
Radioterapi kanker payudara standar menggunakan sinar-X energi tinggi untuk membunuh sel kanker. Selain menurunkan risiko kanker datang kembali, radioterapi dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup.
Namun, risiko masalah jantung di kemudian hari mungkin lebih tinggi pada beberapa orang yang memerlukan radioterapi pada jaringan payudara dan kelenjar getah bening yang terletak dekat dengan jantung.
Orang-orang yang diperkirakan memiliki setidaknya dua persen atau lebih potensi risiko seumur hidup dari masalah jantung akibat radioterapi, akan diundang untuk ikut serta dalam uji coba tersebut. Sekitar 500 dari setiap 30.000 orang yang menerima radioterapi untuk kanker payudara termasuk dalam kategori ini.
Pasien yang mengikuti uji coba akan menerima radioterapi standar atau terapi sinar proton.
Uji coba ini akan mengukur dosis radiasi yang diberikan ke jantung sebagai prediktor awal kemungkinan masalah jantung, untuk menghindari kebutuhan pemeriksaan tindak lanjut yang lama selama bertahun-tahun sebelum hasilnya tersedia.
Orang-orang dalam uji coba juga akan mencatat pengalaman mereka menggunakan kuesioner, sehingga peneliti dapat menilai efek samping termasuk reaksi kulit, nyeri dan pembengkakan payudara dan gejala lainnya.
BACA JUGA:
"Uji coba Parable akan mengukur dosis rata-rata radioterapi yang diberikan ke jantung, untuk memprediksi kerusakan jantung jangka panjang," terang Prof Judith Bliss, direktur Unit Uji Klinis dan Statistik Penelitian Kanker yang didanai Inggris di The Institute of Cancer Research, London.
"Menggunakan prediktor awal ini akan memungkinkan kami mengungkap manfaat potensial menggunakan terapi sinar proton, untuk kesehatan jantung jangka panjang dalam beberapa tahun, bukan dekade," tandasnya.
Diketahui, uji coba ini dipimpin oleh para peneliti di University of Cambridge, Institute of Cancer Research, London dan Royal Marsden NHS Foundation Trust, dikelola oleh Cancer Research UK-funded Clinical Trials and Statistics Unit di The Institute of Cancer Research.