Presiden Komisi Eropa: Ukraina Harus Mendapatkan Semua Peralatan Militer yang Dibutuhkan
(kiri-kanan) Charles Michel, Jens Stoltenberg, dan Ursula von der Leyen. (Twitter/@jensstoltenberg)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada Hari Selasa mengatakan, Ukraina harus mendapatkan semua peralatan militer yang diperlukan.

Komentarnya muncul saat Uni Eropa dan NATO menegaskan kembali kerja sama mereka, dengan negara-negara Barat mempertimbangkan untuk mengirim tank berat guna membantu negara tersebut melawan invasi Rusia.

"Ukraina harus mendapatkan semua perlengkapan militer yang diperlukan dan dapat mereka tangani untuk mempertahankan tanah air mereka," ujar von der Leyen, dikutip dari The National News 11 Januari.

Dia bersama Presiden Dewan Uni Eropa Charles Michel dan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg di markas besar aliansi di Brussels, Belgia setelah mereka menandatangani deklarasi bersama.

Von der Leyen mengatakan, Kyiv harus menerima sistem pertahanan udara canggih "tetapi juga jenis peralatan militer canggih lainnya, selama diperlukan untuk mempertahankan Ukraina."

Stoltenberg menyambut baik pengumuman baru-baru ini oleh AS, Jerman dan Prancis bahwa mereka akan menyediakan jenis baru "kendaraan lapis baja, kendaraan tempur infanteri, dan jenis lapis baja lainnya ke Ukraina".

"Ini penting," katanya.

deklarasi bersama uni eropa nato
(kiri-kanan) Charles Michel, Jens Stoltenberg, dan Ursula von der Leyen. (Twitter/@vonderleyen)

Diketahui, Ukraina selama berbulan-bulan meminta negara-negara barat untuk meningkatkan dukungan militer dengan mengirimkan tank.

Tapi, negara-negara seperti Jerman mengatakan mereka khawatir akan semakin membuat marah Rusia dan meningkatkan perang.

Belakangan, beberapa pengumuman baru-baru ini mengisyaratkan Barat mungkin berubah pikiran, dengan Prancis mengatakan pekan lalu bahwa mereka akan mengirim tank ringan, atau kendaraan tempur lapis baja AMX-10 RC.

Tak lama kemudian, Jerman mengumumkan akan mengirim kendaraan tempur infanteri Marder dan AS mengatakan akan mengirim model Bradley-nya.

Tetapi, dengan ketakutan akan serangan baru Rusia, tekanan sudah meningkat pada negara-negara untuk mengirim tank yang lebih kuat.

Ada laporan bahwa Inggris sedang mempertimbangkan untuk mengirim tank tempur utama Challenger 2, meningkatkan tekanan pada Berlin untuk mengirim tank Leopard 2.

Pengumuman lebih lanjut dapat dilakukan minggu depan ketika kelompok kontak pertahanan pimpinan AS untuk mendukung Ukraina, yang mencakup sekutu NATO, akan bertemu.

Stoltenberg mengatakan, pejabat keamanan akan membahas jenis senjata apa yang dibutuhkan dengan Menteri Pertahanan Ukraina.

"Kita tidak boleh meremehkan Rusia," kata Stoltenberg.

"Mereka memobilisasi lebih banyak pasukan, bekerja keras untuk mendapatkan lebih banyak peralatan dan amunisi, menunjukkan kesediaan untuk menderita untuk melanjutkan perang," papar Stoltenberg.

Deklarasi bersama UE-NATO yang ditandatangani pada Selasa adalah yang ketiga sejak 2016.

Dikatakan, invasi Rusia ke Ukraina adalah "ancaman terbesar bagi keamanan Euro-Atlantik dalam beberapa dekade" dan menegaskan kembali peran NATO sebagai dasar pertahanan kolektif sekutunya.

Itu juga mengakui nilai pertahanan Eropa yang "lebih kuat dan lebih mampu".

Michel mengatakan, "tidak ada keraguan" bahwa kedaulatan Eropa dalam masalah pertahanan "lebih diperlukan dari sebelumnya".

Terkait