Bagikan:

JAKARTA - Eropa harus memperkuat kemampuan pertahanannya dan beralih ke mode "ekonomi perang", sebagai respons terhadap ancaman yang ditimbulkan oleh Rusia, kata Presiden Dewan Eropa Charles Michel.

Dalam sebuah opini yang diterbitkan di surat kabar Eropa dan situs web Euractiv, Michel, yang akan memimpin pertemuan para pemimpin Uni Eropa pada Hari Kamis untuk membahas dukungan bagi Ukraina, mengatakan Eropa perlu mengambil tanggung jawab atas keamanannya sendiri, tidak terlalu bergantung pada dukungan negara-negara seperti Amerika Serikat.

"Jika kita tidak mendapatkan respons Uni Eropa dengan benar dan tidak memberikan dukungan yang cukup bagi Ukraina untuk menghentikan Rusia, kita akan menjadi korban berikutnya. Oleh karena itu, kita harus siap siaga dan beralih ke mode ekonomi perang," kata Michel, melansir Reuters 19 Maret.

"Jika kita menginginkan perdamaian, kita harus bersiap menghadapi perang," tandasnya.

Michel mengatakan, meskipun Eropa telah membuat kemajuan sejak invasi Moskow ke Ukraina pada Februari 2022, termasuk dengan meningkatkan kapasitas produksi militer sebesar 50 persen, namun masih banyak kemajuan yang dibutuhkan dan, selama beberapa dekade, Eropa belum melakukan investasi yang cukup dalam bidang keamanan dan pertahanan.

Michel mendesak negara-negara Uni Eropa untuk memastikan Ukraina menerima apa yang dibutuhkannya di medan perang, termasuk dengan membelanjakan uang UE untuk peralatan militer, menggunakan keuntungan tak terduga dari aset-aset Rusia yang tidak dapat bergerak untuk membeli senjata bagi Ukraina.

Ia juga mendesak negara-negara untuk memfasilitasi investasi di bidang pertahanan, termasuk dengan mempertimbangkan perubahan mandat lembaga pemberi pinjaman UE, Bank Investasi Eropa, agar dapat mendukung industri pertahanan Eropa.

Kemarin, negara-negara UE menyetujui perjanjian untuk meningkatkan dukungan blok tersebut untuk angkatan bersenjata Ukraina sebesar 5 miliar euro, di tengah peringatan pasukan Kyiv memerlukan lebih banyak sumber daya untuk melawan tentara Rusia yang lebih besar, saat bantuan Washington senilai 60 miliar dolar AS untuk Ukraina masih tertahan di Kongres.