Bagikan:

DIY - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul mengimbau masyarakat mewaspadai penyakit leptospirosis yang berpotensi terjadi pada musim hujan.

Kepala Dinkes Gunungkidul Dewi Irawaty mengatakan sepanjang 2022, ada 31 kasus leptospirosis, empat orang meninggal dunia.

"Kami mengimbau kepada masyarakat, khususnya petani dan peternak untuk selalu mencuci tangan dan kaki setelah dari sawah untuk mengantisipasi terjangkit leptospirosis," katanya di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Minggu 8 Januari.

Ia mengatakan kasus penyebaran leptospirosis memiliki ciri yang hampir sama dengan demam berdarah atau DBD. Tren ancaman akan meninggi pada saat musim hujan.

“Bedanya DBD disebabkan karena nyamuk. Sedangkan leptospirosis, lebih banyak disebabkan karena air kencing tikus yang mengandung bakteri leptospirosa,” ucapnya.

Dia mengatakan, penularan leptospirosis melalui kuman yang masuk lewat luka di tubuh. Gejala paling umum saat tertular, yakni panas, bisa muncul rasa sakit di badan, mual, muntah dan lain-lain, tergantung daya tahan tubuh.

“Bisa menyebabkan kematian, karena yang diserang bagian ginjal,” tuturnya disitat Antara.

Dewi mengatakan ada tren kenaikan kasus leptopirosis sejak 2018-2021. Kasus leptospirosis paling banyak terjadi tahun lalu dengan jumlah 16 kasus.

“Namun, pada 2022, ada 31 kasus dengan empat korban meninggal dunia. Untuk kasus tertinggi terjadi pada 2017 dengan 64 kasus serta 16 orang meninggal dunia,” ujarnya.

Dewi menambahkan pencegahan terhadap penyebaran leptospirosis dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Selain itu, pada saat beraktivitas di sawah atau ladang diminta memakai alat pelindung diri.

“Kami berharap kepada warga yang mengalami gejala sakit segera memeriksakan diri ke layanan kesehatan terdekat. Hal ini dibutuhkan untuk mengurangi risiko fatalitas dari penyakit yang diderita," katanya.

Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengingatkan kepada masyarakat untuk terus menjaga kondisi kesehatan. Cara ini bisa dilakukan dengan menerapkan pola hidup bersih, sehat dan makan makanan yang bergizi.

Selain itu, masyarakat juga diminta berolahraga untuk menjaga daya tahan tubuh, sehingga tidak mudah terserang penyakit.

"Yang terpenting rutin dan konsisten, karena dengan kesehatan, aktivitas akan lebih mudah dan hasilnya juga optimal,” tandasnya.