JAKARTA - Pemprov DKI lewat Dinas Bina Marga DKI Jakarta membeli peralatan dan kendaraan dinas operasional (KDO) baru hingga Rp14 miliar untuk mengantisipasi dampak cuaca ekstrem.
Menurut pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah, wajar bila Pemprov DKI menggelontorkan anggaran sampai belasan miliar rupiah. Sebab, penanggulangan banjir menjadi program yang mendesak.
"Menurut saya ini sudah tepat karena kan merupakan kebutuhan yang mendesak. Saya melihat cuaca ekstrem ini memang harus diantisipasi oleh Pemprov DKI Jakarta melalui perawatan dan ini harus diselesaikan bersama mencakup SDM, anggaran, dan masyarakat," kata Trubus saat dihubungi, Kamis, 4 Januari.
Namun, tak cukup di situ. Peralatan mumpuni yang dimiliki Pemprov DKI sebaiknya dijadikan modal awal antisipasi dampak banjir Jakarta. Selain itu, masyarakat juga perlu dilibatkan dalam kolaborasi menanggulangi banjir.
"Sebaiknya harus dikolaborasikan dengan masyarakat. Kalau tidak, nanti malah tidak jadi mendukung kemauan masyarakat. Langkahnya dengan mengedukasi ke masyarakat bahwa kita sudah punya alat-alat yang digunakan untuk bersama dalam kondisi yang buruk akibat cuaca ektrem ini," ucap Trubus.
Kemarin, hasil pengadaan peralayan dan KDO Dinas Bina Marga diserahkan kepada jajaran untuk digunakan sebagai antisipasi cuaca ekstrem hingga banjir. Pengadaan alat kerja ini dibeli dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) DKI tahun anggaran 2022.
BACA JUGA:
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho menjelaskan, alasan pembelian alat dan kendaraan baru ini dilakukan karena aset lama milik satuannya sudah tua dan tak lagi optimal dalam menjalankan pekerjaannya.
"Kita sudah lama tidak memiliki peralatan ini, sudah hampir 10 tahun, lah. Kita pakai kendaraan yang tahun 2000. Jadi (yang lama) sudah expired," kata Hari di Jakarta Timur, Rabu, 4 Januari.
Dengan adanya peralatan dan kendaraan dinas baru ini, ujar Hari, jajaran Dinas Bina Marga DKI bisa melakukan pengerjaan sarana dan prasarana publik hingga antisipasi dampak cuaca ekstrem di Jakarta dengan lebih optimal.
"Maka saya butuh kecepatan satgas untuk menangani dengan mobil baru, teknologi baru. Tentunya, lebih cepat. Peralatan baru ini kan masih presisi, jadi cepat. Otomatis dengan peralatan baru ini, penanganan jadi lebih cepat," ujar dia.
Khusus pengendalian dampak cuaca ekstrem seperti banjir, peralatan dan kendaraan dinas ini akan dipakai sesuai standar operasional prosedur (SOP) penanganan mulai dari sebelum, saat, dan sesudah terjadi genangan.
Langkah yang dilakukan sebelum terjadi genangan adalah Dinas Bina Marga DKI Jakarta memperbaiki tali-tali air yang menjadi jalannya air ke drainase. Saat terjadi genangan, Satgas Dinas Bina Marga DKI Jakarta turun ke lapangan.
Kemudian, setelah terjadi genangan, Satgas Dinas Bina Marga tetap turun ke lapangan untuk membantu percepatan penanganan perbaikan jalan-jalan yang berlubang akibat genangan atau banjir.