Disentil Jokowi Soal Tanggul Pesisir Jakarta, Pj Gubernur Heru Kumpulkan Jajarannya
Pj Gubernur DKI Heru Budi Hartono/DOK FOTO: Diah Ayu-VOI

Bagikan:

JAKARTA - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengumpulkan jajaran Pemprov DKI dalam rapat pimpinan untuk membahas perencanaan pembangunan tanggul raksasa di pesisir Jakarta dalam proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD).

Rapat pimpinan (rapim) ini digelar Heru setelah mendapat sentilan dari Presiden Joko Widodo yang beberapa waktu lalu menyoroti soal Giant Sea Wall.

"Rapim hari ini membahas mengenai tahap NCICD, perencanaan tata ruang dengan Bappeda," kata Heru di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa, 3 Januari.

Dalam rapim tersebut, Heru meminta penjelasan jajaran Dinas Sumber Daya Air DKI, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI, dan para Asisten Sekda DKI untuk penggambaran pengerjaan NCICD.

NCICD merupakan proyek tembok pengendalian terpadu beserta penampungan air yang dibangun dengan tujuan mengurangi dampak banjir di Jakarta. NCICD merupakan pengembangan dari Giant Sea Wall, proyek pengerjaan tanggul laut yang disorot Jokowi.

Lebih jelasnya, Giant Sea Wall yang merupakan pengerjaan NCICD fase B dan fase C mencakup pengerjaan tanggul laut luar, reklamasi laut, hingga jalan tol dari Tangerang dan Bekasi.

Sementara, NCICD fase A sudah mulai dikerjakan dan ditargetkan selesai pada tahun 2027. Keseluruhan, NCICD merupakan proyek bersama antara Pemprov DKI dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Heru mengaku akan mengambil keputusan mengenai percepatan pembangunan NCICD setelah rapim ini selesai digelar, serta melaporkan hasilnya kepada Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

"Saya ingin lihat konsepnya. Nanti, abis itu lapor ke Bappenas," ujar Heru.

Pada Jumat, 23 Desember lalu, Presiden Jokowi mengingatkan agar pembangunan Giant Sea Wall harus segera dilanjutkan untuk mengurangi dampak banjir Jakarta, khususnya banjir rob.

Hal ini disampaikan Jokowi usai meresmikan Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

"Urusan air laut yang masuk ke darat, untuk sementara saya kira tanggul laut sudah dikerjakan. Tetapi dalam jangka panjang, memang Giant Sea Wall itu harus juga segera dikalkulasi dan segera dimulai," ujar Jokowi.

Banjir Jakarta menjadi satu masalah yang paling disoroti saat dirinya meresmikan dua bendungan kering tersebut. Jokowi mengingatkan Heru untuk juga menggencarkan program pengendalian banjir lainnya, yakni pembangunan sodetan dan normalisasi Sungai Ciliwung.

Program-program ini sejatinya telah direncanakan sejak lama. Namun, prosesnya mandek selama beberapa tahun. Kini, Heru berupaya untuk mempercepat kelanjutan pembangunan ketiga program tersebut.

"Kalau normalisasi 13 sungai yang ada di Jakarta dilakukan, akan sangat konsistensi. itu yang saya sampikan ke Gubernur DKI agar benar-benar terus dilakukan," ujar Jokowi.

Sementara pada pembangunan Sodetan Ciliwung atau gorong-gorong raksasa dari Bidara Cina ke Banjir Kanal Timur (BKT), Jokowi berharap pengerjaannya bisa selesai pada bulan Maret 2023.